BMKG: Puncak Musim Hujan di Yogyakarta Februari 2025, Waspada Banjir dan Longsor

  • Whatsapp
pohon tumbang seyegan sleman
Dampak angin kencang di Seyegan Kabupaten Sleman. (Foto: Dok. BPBD Sleman)

BacaJogja – Memasuki musim hujan 2024/2025, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi D.I Yogyakarta memperbarui prediksi iklim dan mengingatkan masyarakat akan potensi cuaca ekstrem di wilayah Yogyakarta.

Dalam rilis terbaru, Kepala Stasiun Klimatologi D.I Yogyakarta, Reni Kraningtyas, S.P., menyampaikan beberapa poin penting terkait perkembangan cuaca hingga pertengahan tahun 2025.

Read More

Menurut BMKG, curah hujan di wilayah Yogyakarta diprediksi berada pada tingkat menengah hingga sangat tinggi selama tiga bulan mendatang. Bulan Januari 2025, curah hujan diperkirakan mencapai 301 hingga lebih dari 500 mm, dengan kriteria normal hingga atas normal.

Baca Juga: Info Penting Perubahan Jam Operasional TransJogja Mulai 1 Januari 2025

Reni mengatakan, puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Februari 2025, dengan 87,5% wilayah berada dalam kategori intensitas tinggi. Musim hujan diperkirakan akan berakhir pada Mei 2025.

“Curah hujan tinggi ini membawa risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, terutama di daerah rawan bencana. Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan,” ujar Reni.

Fenomena Iklim La Nina Lemah dan Dampaknya

Fenomena La Nina lemah yang berlangsung hingga Mei 2025 turut memengaruhi pola hujan. Diprediksi, anomali suhu muka air laut di perairan selatan Yogyakarta berada pada kisaran netral hingga hangat, yakni -0,5°C hingga 1,0°C, dengan suhu laut berkisar 29°C hingga 30°C. Kombinasi kondisi ini mendukung terjadinya hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah.

Baca Juga: Gemerlap Yogyakarta Menyambut Tahun Baru 2025

BMKG mengingatkan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah, institusi terkait, dan masyarakat untuk menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi. Di bidang pertanian, penyesuaian pola tanam perlu dilakukan untuk mengurangi dampak curah hujan tinggi terhadap hasil panen. Selain itu, BMKG mendorong masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi mereka.

“Kami berharap, dengan kesiapan yang matang, masyarakat dapat meminimalkan risiko dan dampak dari cuaca ekstrem selama musim hujan ini,” tambah Reni.

Baca Juga: Rekayasa Lalu Lintas Malam Tahun Baru di Kulon Progo: Ini Lokasi dan Pengalihan Arusnya

Masyarakat diimbau untuk memantau informasi iklim terkini melalui media sosial resmi BMKG Stasiun Klimatologi D.I Yogyakarta di Twitter, Instagram, YouTube, dan Facebook dengan nama pengguna @staklim_jogja, atau melalui website https://staklim-yogya.bmkg.go.id.

Dengan curah hujan yang tinggi dan risiko bencana hidrometeorologi, penting bagi masyarakat Yogyakarta untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan siap menghadapi cuaca ekstrem di awal 2025 ini.

Related posts