BacaJogja – Prosesi pemakaman Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII berlangsung khidmat dan penuh haru di Pajimatan Imogiri, Bantul, Rabu (5/11). Ribuan pelayat mengiringi perjalanan jenazah dari Keraton Surakarta Hadiningrat menuju peristirahatan terakhirnya sambil melantunkan kalimat tauhid “Lailahaillallah”.
Adik almarhum, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Benowo, mengungkapkan rasa haru sekaligus bangga atas besarnya antusiasme masyarakat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang raja.
“Hari ini (PB XIII) dibawa ke makam Pajimatan Imogiri untuk memenuhi kewajiban sebagai manusia yang harus kembali kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujar Benowo kepada wartawan di Pajimatan Imogiri, Bantul.
Baca Juga: Polda DIY Siapkan Pengamanan Ketat Pemakaman PB XIII di Imogiri, Berikut Rute Iring-iringannya
Menurut Benowo, seluruh rangkaian prosesi pemakaman berjalan dengan lancar. Ia mengaku tidak menyangka begitu banyak pelayat yang mengikuti prosesi, baik saat masih di Keraton Surakarta Hadiningrat hingga ke lokasi pemakaman.
“Pemakaman ini berjalan dengan baik, sukses, dan di luar prediksi keluarga. Ternyata yang ingin takziah, melayat, dan mendatangi beliau sangat luar biasa jumlahnya,” ungkapnya.
Benowo menilai besarnya antusiasme masyarakat menunjukkan bahwa kebudayaan dan adat istiadat Jawa yang selama ini dijaga oleh PB XIII masih sangat dihormati.
“Keraton memperlihatkan magnetnya dengan begitu banyak masyarakat yang hadir dengan penuh hormat. Ini bukti bahwa budaya Jawa masih hidup dan sangat dihargai,” ucap Benowo.
Baca Juga: Sri Sultan HB X Sampaikan Belasungkawa atas Wafatnya Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII
Terkait prosesi selanjutnya setelah pemakaman, Benowo menyebut akan dilaksanakan sesuai adat Jawa, termasuk peringatan tujuh hari, seratus hari, hingga seribu hari wafatnya PB XIII.
“Perkara nanti di situ ada sela-sela acara apa, disesuaikan dengan kesenangan beliau saat masih hidup. Misalnya senangnya campursari, ya nanti ditanggapkan campursari. Itu kalau orang Jawa,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pada setiap weton atau hari kelahiran PB XIII, keluarga akan menyiapkan makanan dan minuman kesukaan almarhum sebagai bentuk penghormatan.
“Makanan juga seperti itu. Setiap wetonnya, disiapkan makanan kesukaannya, minuman kesukaannya. Itu tata cara orang Jawa dari dulu, dari mbah-mbah saya, kalau memberikan kepada para leluhur seperti itu,” pungkasnya. []






