BacaJogja – Pemerintah Kota Yogyakarta terus memperkuat identitas dan daya saing sektor pariwisata berbasis masyarakat. Salah satu langkah strategis tersebut diwujudkan melalui peluncuran branding dan logo baru Kampung Wisata Sosromenduran sebagai destinasi wisata kampung kota yang mengangkat nilai budaya, sejarah, serta kehidupan masyarakat urban khas Yogyakarta.
Launching branding Kampung Wisata Sosromenduran ini digelar di Kawasan Malioboro, Jumat malam (19/12/2025), dan menjadi momentum penting dalam upaya penguatan citra pariwisata Kota Yogyakarta.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, mengatakan bahwa peluncuran branding ini merupakan peresmian identitas baru Kampung Wisata Sosromenduran yang diharapkan mampu meningkatkan daya tarik wisata, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Branding Kampung Wisata Sosromenduran ini menegaskan posisinya sebagai destinasi wisata kampung kota yang mengangkat nilai budaya, sejarah, serta kehidupan masyarakat urban yang khas Yogyakarta,” ujar Wahyu.
Konsep Sapta Malioboro, Satukan Tujuh Kampung Wisata
Wahyu menjelaskan, logo baru Kampung Wisata Sosromenduran mengusung konsep Sapta Malioboro, di mana kata “Sapta” merepresentasikan tujuh kampung yang berada dalam satu kawasan Kampung Wisata Sosromenduran.
Ketujuh kampung tersebut meliputi Kampung Sitisewu, Sosrowijayan Wetan, Sosrowijayan Kulon, Sosromenduran, Sosrodipuran, Pajeksan, dan Jogonegaran. Masing-masing kampung memiliki potensi dan keunikan yang menjadi kekuatan utama kawasan ini.
Kampung Sitisewu, misalnya, dikenal dengan kerajinan kain perca serta kesenian musik tradisional kentongan yang masih lestari. Kampung Sosrodipuran memiliki potensi kerajinan kulit dan seni tari, sementara Kampung Pajeksan menawarkan atraksi seni barongsai serta musik keroncong yang menjadi daya tarik wisata budaya.
Adapun Kampung Jogonegaran mengembangkan konsep kampung sayur dan kuliner olahan berbasis pemberdayaan masyarakat. Untuk Kampung Sosrowijayan Kulon, kawasan ini telah lebih dahulu dikenal luas oleh wisatawan melalui branding Pasar Kembang.
“Keberagaman potensi inilah yang kami rangkum dalam konsep Sapta Malioboro sebagai identitas bersama Kampung Wisata Sosromenduran,” jelas Wahyu.
Kawasan Strategis Penyangga Pariwisata Malioboro
Dipilihnya Kampung Wisata Sosromenduran sebagai lokasi penguatan branding bukan tanpa alasan. Wahyu menyebutkan, kawasan ini berada di lokasi yang sangat strategis karena berdekatan langsung dengan Malioboro dan menjadi bagian dari kawasan penyangga sumbu filosofis Yogyakarta.
“Letaknya yang strategis menjadikan Kampung Wisata Sosromenduran sebagai kawasan pendukung utama aktivitas pariwisata di Malioboro, termasuk dalam penyediaan sarana dan prasarana bagi wisatawan,” tambahnya.
Peluncuran branding juga dimeriahkan dengan penampilan berbagai potensi seni, budaya, dan produk unggulan Kampung Wisata Sosromenduran.
Wakil Wali Kota Apresiasi Peran Masyarakat
Peluncuran logo dan branding baru Kampung Wisata Sosromenduran secara resmi dilakukan oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan. Dalam sambutannya, Wawan menyampaikan apresiasi atas inisiatif penguatan identitas kampung wisata yang berbasis pada peran aktif masyarakat.
Menurutnya, kampung wisata merupakan representasi nyata wajah Kota Yogyakarta yang hidup, dinamis, dan tumbuh dari partisipasi warga.
“Kampung wisata adalah cerminan kehidupan masyarakat Yogyakarta yang sesungguhnya. Di sinilah budaya, tradisi, kreativitas, dan kebersamaan tumbuh dan berkembang,” ujar Wawan.
Ia berharap, re-branding Kampung Wisata Sosromenduran dapat mendorong pengelolaan kampung wisata yang semakin profesional, berkelanjutan, serta mampu meningkatkan kualitas pelayanan, pelestarian budaya, dan partisipasi masyarakat.
Lebih lanjut, Wawan menegaskan bahwa Kampung Wisata Sosromenduran memiliki peran penting sebagai ruang publik bagi kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya yang mencerminkan keistimewaan Yogyakarta, sekaligus memperkuat ekosistem pariwisata berbasis masyarakat.[]






