Jembatan Bantar Kulon Progo – Bantul Potensial Jadi Destinasi Wisata Sejarah di Yogyakarta

  • Whatsapp
jembatan bantar progo
Bupati Kulon Progo Sutedjo (tiga dari kiri) dan Ketua Dewan Kurator Musuem Soesilo Soedarman, Indroyono Soesilo (tiga dari kanan) saat meninjau Jembatan Bantar. (Foto: BacaJogja)

Kulon Progo – Jembatan Bantar yang melintasi Sungai Progo pada 28 Juni 2021 ditetapkan sebagai struktur bangunan cagar budaya melalui Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.171/KBP/2021. Jembatan gantung dengan panjang 180 meter yang menghubungkan Kabupaten Kulon Progo dengan Bantul ini memiliki sejarah panjang bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda.

Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan, jembatan yang mulai dibangun pada 1917 ini memiliki nilai historis perjungan bangsa Indonesia. “Jembata ini potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah,” katanya saat menilai Monumen dan Museum Perjuangan Jembatan Bantar pada Jumat, 24 September 2021 sore.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Praon Cawan, Lalu Lintas Air Penghubung Bantul dan Kulon Progo Sejak Zaman Mataram

Dia mengatakan, wisatawan atau pengunjung yang datang ke area jembatan ini bisa mempelajari tentang sejarah. Apalagi ada dokumen dan wisata di Towil Fiest yang lokasinya tidak jauh dari lokasi jembatan ini. “Tentu ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Wisatawan domestik bisa mempelajari sejarah, wisatawan mancanegara bisa bernostalgia,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Kurator Musuem Soesilo Soedarman, Indroyono Soesilo, yang hadir dalam acara tersebut mengungkapkan, jembatan ini dirancang sebagai jembatan gantung dengan teknologi modern pada zamannya. Pembangunan dimulai 1917, namun terhenti karena harga baja meroket pasca Perang Dunia I.

Baca Juga: Asyiknya Perjalanan Trans Jogja Mengaspal sampai Objek Wisata Kaliurang

Pembangunan dilanjutkan pada 1928 dan selesai 1929. Baja didatangkan dari Belanda lewat kapal laut dana diturunkan di Cilacap. Selanjutnya dibawa dengan kereta ke Stasiun Sentolo. Jembatan Bantar diresmikan oleh Gubernur Yogyakarta JE Jasper pada 17 Juni 1929.

Total Pembangunan jembatan, sebesar 455.000 Gulden, dibagi rata antara Pemerintah Kolonial Belanda dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat,” katanya.

Baca Juga: Prosedur dan Aturan Wisatawan Mengunjungi Malioboro Yogyakarta

Jembatan ini menjadi salah satu titik pertempuran Belanda dengan TNI melalui strategi perang gerilya. Pada Februari 1949, pasukan TNI menyerang kedudukan Belanda di Jembatan Bantar. Selain itu juga pada 1 Maret 1949 untuk mencegah Belanda memperkuat kekuatan di Kota Yogyakarta yang diserang TNI.

“Pada 1 Maret 1995, Jembatan Bantar diresmikan sebagai Monumen Perjuangan oleh Menko Polkam RI pada waktu itu, Jenderal (Purn) Soesilo Soedarman, selaku Ketua Umum Pagubuyan Wehrekreise III,” katanya. []

Related posts