Jadah Bakar Yu Sipon, Jajanan Tradisional yang Nikmat di Alun-alun Klaten

  • Whatsapp
jadah bakar alun-alun klaten
Jadah bakar Yu Sipon di Alun-alun Klaten. (Foto: jadah bakar Sipon)

Klaten – Jadah adalah makanan tradisional yang sudah ada sejak lama. Jajanan berbahan dasar dari beras ketan dan santan kelapa. Jadah memiliki rasa yang gurih dan enak, cocok dihidangkan sambil minum kopi panas.

Pembuatan jadah tidak sebentar, memerlukan waktu berjam-jam untuk membuat jadah sampai matang. Memerlukan ketekunan untuk menghasilkan rasa yang pas.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Khasiat Hebat Jamu Ginggang Yogyakarta, Resep dari Abdi Dalem Pakualaman Sejak 1950

Di Klaten tepatnya di sebelah utara Alun-alun Klaten, ada seorang nenek yang berusia 72 tahun yang bernama Poniyem atau kerap disapa Yu Sipon yang menjual jadah dengan cara dibakar. Warga Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara ini berlapak seperti angkringan pada umumnya, namun jadah bakar juga dijualnya.

Yu Sipon berjualan bersama dengan anaknya Hariyanto yang berumur 45 tahun. Mereka telah berjualan di Alun-Alun kurang lebih selama 30 tahun.

jadah bakar sipon
Jadah bakar Yu Sipon. (Foto: Zidan Akbar Ramadhan)

Proses pembuatan jadah sama seperti proses memasak nasi, yaitu didang/dikukus. Kemudian ditambah bumbu pelengkap seperti garam dan dilanjutkan sampai matang. Kemudian jadah dapat dicetak sesuai selera masing masing. Kemudian bila ingin dibakar jadah tersebut bisa dijepit dengan penjepit dan kemudian dibakar di atas api menggunakan anglo.

Menurut dia, saat pandemi ini, pembeli jatah mengalami penurunan. Penjualan dan pembuatan jadah semakin sedikit. Dulu sebelum pandemi terjadi Yu sipon dapat mengolah 2 kilogram jadah, namun sekarang hanya dapat mengolah setengah kilogram jadah. “Saat pandemi seperti ini penjualan jadah bakar menurun,” ungkapnya.

Baca Juga: Kue Banjar dan Ukel, Camilan Tradisional Khas Kotagede Yogyakarta

Selain itu, penikmat jadah semakin lama juga berkurang. Masyarakat tidak tertarik dengan makanan tradisional ini, terlebih lagi kaum muda. “Saat ini sudah jarang para anak muda yang membeli jadah bakar. Rata rata pembeli jadah bakar adalah orang tua umur 30 tahun ke atas,” kata dia.

Akhirnya, agar tetap mendapatkan penghasilan, Yu sipon juga berjualan tidak hanya jadah bakar saja. Dia juga menyediakan jajanan atau makanan seperti nasi sayur, dan bermacam camilan lain seperti jajanan angkringan pada umumnya. []

Artikel kiriman Zidan Akbar Ramadhan, mahasiswa Program studi Public Relation, ASMI Santa Maria Yogyakarta

Related posts