Gunungkidul – Proses politik dan kepentingan politik sering membawa kepada friksi yang tajam antar komponen bangsa di Indonesia. Ketegangan muncul dan terekspresikan dalam media sosial, ujaran dan diskusi-diskusi formal maupun tingkat angkringan.
Menurut Anggota MPR RI Cholid Mahmud, sering terjadi orientasi ekonomi menimbulkan suasana kurang nyaman. Pemerintah lebih memihak kepada pemodal kuat dan pemodal asing untuk investasi strategis. “Suasana dan orientasi sosial politik dan sosilogis ini jika dibiarkan akan mengarah kepada pembelahan sosial dan mengarah kepada perpecahan bangsa,” katanya sosialisasi MPR di Ngawen Gunungkidul, Minggu, 21 November 2021.
Baca Juga: Tiga Sikap PKS DIY saat Syawalan Bertepatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni
Dalam acara yang digelar di Balai Desa Jurang Jero, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta ini dihadiri tokoh dan pemuda di Kapanewon Ngawen dan sekitarnya.
Menurut Cholid, dalam kondisi seperti ini, MPR punya sangat penting dan strategis untuk selalu mengingatkan agar kehidupan bernegara berbangsa dan bermasyarakat selalu dalam koridor nilai-nilai Pancasila. “Kedudukan Pancasila dalam NKRI memiliki empat kedudukan penting, sebagai dasar dan ideologi negara, filosofische gronslag, pandangan hidup dan pemersatu bangsa,” ungkapnya.
Baca Juga: Anggota DPD RI Cholid Mahmud Sarankan Nadiem Makarim Cabut Permendikbudristek tentang PPKS
Senator dari Dapil Yogyakarta ini menjelaskan, Pancasila sebagai Dasar Negara berarti menjadi dasar mengatur penyelenggaraan negara bagi seluruh warga negara. Pancasila sebagai ideologi negara, dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan nasional yang meliputi aspek etika/moral, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang berlandaskan dasar negara. Dengan segala upaya dan usaha dengan berbagai sektor pemerintah dan masyarakat harus diupayakan.
Baca Juga: Pesan Sri Sultan HB X untuk PKS, Wujudkan Bangsa Gemah Ripah Loh Jinawi
Dia mengatakan, sebagai filsafat menjadi pondasi yang menyangga bangunan Negara agar kokoh, sekaligus merekat segala perbedaan menjadi satu kesatuan. “Perbedaan kesukuan bahasa dan wilayah dan faktor sosiologis lainnya merupakan keistimewaan bangsa Indonesia dan disatukan dalamm filosofi ini,” kata Cholid.
Anggota Komite III DPD RI ini mengungkapkan, sebagai Ideologi Negara Pancasila, dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan nasional yang meliputi aspek etika/moral, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang berlandaskan dasar negara.
Etika moral sosial budaya ini sekarang teruji dengan interkasi-interkasi yang semakin terbuka dengan kemajuan teknologi. Kemajuan ini diharapkan menguatkan nilai etika moral bukan menggerus nilai-nilai luhur ini. []