Yogyakarta – Sejumlah baliho berisi pengenalan profil anggota DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta yang marak terpasang di sejumlah titik di Yogyakarta. Warganet pun bertanya-tanya mengenai pemasangan baliho menjelang akhir tahun yang masih dalam suasana pandemi Covid-19.
Baliho-baliho itu memuat wajah para anggota DPRD DIY terpilih 2019-2024. Tiap baliho bagian atas memuat wajah pimpinan DPRD DIY dan di bagian bawah para anggota tiap komisi A, B, C, dan D.
Baca Juga: DPRD DIY Dukung Level PPKM di Yogyakarta Dinaikkan Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Titik baliho itu tersebar misalnya untuk Komisi A ada di kawasan Babarsari, Komisi B di pertigaan PLN Rejo Winangun, dan Komisi C kawasan Jalan Mataram sedangkan untuk Komisi D sejauh ini belum terlihat.
Syamsul, 40 tahun, warga Wonokromo, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul menilai tidak ada pesan yang disampaikan selain sekedar mengenalkan diri alias sekedar mejeng. “Mending kalau di baliho itu, ada tulisannya Jaga Prokes atau Pakai Masker. Ini nggak ada pesan yang disampaikan,” katanya, Sabtu, 27 November 2021.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Menjadi Andalan Pulihkan Ekonomi di Yogyakarta
Aktivis Jogja Coruption Watch Baharuddin Kamba juga menyoroti terpasanngnya sejumlah baliho berisi pengenalan profil anggota DPRD DIY yang marak terpasang di sejumlah titik wilayah DIY jelang akhir tahun ini. Pemasangan titik-titik baliho yang disinyalir memakan biaya puluhan hingga ratusan juta rupiah itu alangkah baiknya anggaran tersebut digunakan untuk membantu penanganan dampak Covid-19 bagi masyarakat miskin yang saat ini masih dirundung kesulitan,” katanya.
Selain itu, kata dia, perkenalan profil anggota DPRD DIY itu dengan menggunakan baliho justru malah menambah sampah visual selain mengganggu estetika. “Karena sudah cukup banyak baliho-baliho tokoh politik nasional yang nampang juga di beberapa sudut di Yogyakarta belakangan ini, di tengah pandemi Covid-19,” kata Kamba.
Baca Juga: Sadar Narima Minta SRS Tanah Kasultanan-Kadipaten Ditindaklanjuti Roadmap
Menurut dia, pengenalan para anggota dewan provinsi DIY dengan menggunakan baliho segede gaban itu tidak efektif selain pemborosan anggaran. “Lebih efektif yakni forum reses dengan ketemu langsung para konstituennya,” ujarnya.
Lebih lanjut Kamba mengungkapkan, mengenalkan diri sebagai wakil rakyat tidak harus menggunakan baliho di era media sosial ini. “Kalau pun ada anggota basisnya adalah di pedesaan atau pun kaum lansia, kan ada forum reses ketemu langsung dengan para konstituennya atau anggota dewan rajin srawung dengan masyarakat sekitar. Jangan mendadak srawung dengan masyarakat sekitar saat mau Pileg saja tetapi tetap konsisten dalam kondisi apa pun,” jelasnya.
JCW menduga pengenalan para anggota dewan dengan media baliho seperti itu hanya akan lebih banyak dilihat para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta dibanding masyarakat Yogayakarta khususnya para konstituennya. “Seperti safari baliho,” kata dia. []