Yogyakarta – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengungkapkan, peran teknologi informasi mampu menggerakkan perekonomian Yogyakarta. Tak heran pada awal 2020 Pemda DIY telah memperbaiki dan membangun jaringan online melalui pemasangan kabel hingga mencapai 600 kilometer.
Sri Sultan mengatakan, pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai permasalahan yang berdampak besar bagi masyarakat di Yogyakarta serta mendorong semua sektor beralih pada teknologi untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Untuk itu, Pemda DIY terus mendorong perkembangan teknologi terutama di masa pandemi ini.
Baca Juga: Penampakan Mobil Hemat Energi Karya UNY yang Memecahkan Rekor Asia Pasifik
Raja Keraton Yogyakarta ini mengungkapkan pada awal 2020 Pemda DIY telah memperbaiki dan membangun jaringan online melalui pemasangan kabel hingga mencapai 600 kilometer. “Ini memang kebutuhan kita menggunakan jaringan, memang tidak ada pilihan lagi kecuali menggunakan IT sebagai kekuatan utama,” ungkapnya saat dialog dengan warganet di Kepatihan, Yogyakarta, Kamis, 23 Desember 2021 malam.
Baca Juga: Bantulpedia, Aplikasi Beragam Layanan dan Informasi Publik Bagi Warga Bantul
Ngarsa Dalem mengungkapkan, peran teknologi tidak hanya untuk menjaga Covid-19 ini selesai tapi juga untuk memberikan ruang untuk ekonomi Yogyakarta tetap tumbuh.
Sultan menjelaskan, sektor pendidikan dan pariwisata merupakan potensi besar di DIY, mampu menyumbang hingga 54 persen dan 56 persen untuk pertumbuhan ekonomi. Saat pandemi Covid-19 ini, pertumbuhan ekonomi turun drastis menyusul penutupan sekolah, kampus, dan destinasi wisata. “Sehingga, teknologi merupakan satu-satunya cara untuk bertahan di masa pandemi ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemanfaatan Industri Digital di Indonesia Belum Sesuai Harapan
Sultan mengungkapkan, memasuki 2021, pertumbuhan ekonomi di DIY tumbuh melalui sumbangan IT. Ekonomi DIY tumbuh 31,8 persen di samping ekspor 54 persen naiknya. Berarti ada potensi yang tidak diperkirakan menjadi sesuatu yang punya nilai.
“Perekonomian di DIY yang semula telah tumbuh lebih dari 3 persen, pada kuartal kedua tumbuh hingga 11,8 persen. Ini sangat baik mengingat mayoritas daerah di Jawa tingkat pertumbuhannya masih di bawah 1 persen,” jelasnya. []