Pakar Komunikasi Politik Sebut Puan Maharani Punya Modal Kuat Jadi Pemimpin

  • Whatsapp
Puan Maharani
Puan Maharani. (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Ketua DPR RI Puan Maharani menonjol dalam bursa calon Presiden dan Wakil Presiden 2024. Sebagai tokoh perempuan, keterwakilan kaum hawa perempuan dalam bursa ini mendapat dukungan positif dari berbagai pihak termasuk akademisi.

Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Jakarta Emrus Sihombing mengatakan, saat ini sudah saatnya Indonesia memberi ruang yang luas untuk perempuan menjadi pemimpin. Dia menolak adanya konstruksi di ruang publik bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Ketua DPR Puan Maharani Hujan-hujan Tanam Padi dan Semangati Petani Milenial Sleman

Emrus menegaskan, Puan Maharani punya modal kuat yang tidak dimiliki oleh calon presiden lainnya. “Sebagai sosok perempuan, Puan memimpin dengan keibuan. Puan bisa merangkul berbagai kepentingan di Republik ini. Bangsa ini sudah waktunya memberi kesempatan luas kepada perempuan untuk memimpin,” kata Emrus, Sabtu, 23 April 2022.

Emrus optimis sosok Puan yang memiliki keteguhan hati dan mengayomi dalam kepemimpinannya mampu membawa Indonesia lebih baik. “Saat dia memimpin, saya sangat optimis bangsa ini bisa berjalan lebih baik. Pembangunan bisa lebih akseleratif lagi dari pemimpin-pemimpin sebelumnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Penjelasan Prof UGM Karna Wijaya soal Unggahan Ade Armando yang Bikin Gaduh

Rekam jejak Puan Maharani juga tidak diragukan lagi. Perempuan kelahiran 6 September 1973 ini sudah berhasil menjalankan tugasnya sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Bahkan sejarah mencatat, Puan menjadi Menteri Koordinator termuda sepanjang sejarah Kabinet Pemerintahan RI.

Selain itu, Puan saat ini mengemban amanah sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI. “Puan Maharani tokoh Kartini yang pas menjadi capres dan pas jadi presiden. Orang yang meragukan kemampuan Puan Maharani itu berarti dia tidak kenal dengan ibunya, tidak kenal perempuan. Jika ada yang menolak kepemimpinan perempuan, artinya tidak kenal dan tidak tahu kehebatan perempuan,” papar Emrus. []

Related posts