ODP, Bentuk Apresiasi Petrokimia Gresik kepada Petani

  • Whatsapp
ODP petrokimia gresik
Petrokimia Gresik Provinsi Yogyakarta menggelar One Day Promotion (ODP) di Kalurahan Tuksono, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Selasa, 9 Agustus 2022. (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Petrokimia Gresik Provinsi Yogyakarta menggelar One Day Promotion (ODP) di Kalurahan Tuksono, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Selasa, 9 Agustus 2022. ODP ini digelar bertepatan dengan HUT PT Petrokimia Gresik Ke-50 sekaligus HUT Kemerdekaan RI Ke-77.

Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) Petrokimia Gresik Provinsi Jogjakarta, Dani Tambunan mengatakan, ODP ini bagian dari upaya yang dilakkan untuk menjaga hubungan baik dengan para pelanggan dengan apresiasi promo produk. “Sebab, sejauh ini petani sudah cukup familiar dengan dua tipe pupuk, yakni pupuk subsidi dan non subsidi,” katanya.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Dompet Dhuafa Resmikan Program Penyediaan Hijauan Pakan Ternak di Gunungkidul

Dani mengungkapkan, solusi Agroindustri dalam ODP serentak di 50 kios yang tersebar di 19 Provinsi juga berisi tentang keseimbangan pupuk. Pihaknya juga menurunkan satu unit mobil uji tanah bagi petani yang ingin mengecek kondisi tanahnya.

“Muaranya satu, kami ingin ikut andil memperkuat sektor produksi pertanian dalam negeri di tengah ancaman krisis pangan untuk kebangkitan ekonomi nasional,” tegasnya.

Baca Juga: Menengok Tradisi Wiwitan di Bambanglipuro Bantul Yogyakarta dan Maknanya

Pada kesempatan itu, Dani mengatakan, krisis tanah yang ditandai dengan degradasi unsur hara terjadi hampir di seluruh lahan pertanian termasuk di Kulon Progo. Salah satu penyebabnya yakni pemupukan tidak seimbang.

Menurut dia, krisis tanah menyebabkan produktivitas pertanian stagnan bahkan lama kelamaan akan menurun. “Maka dari itu kami kenalkan metode pemupukan berimbang dengan pola 5: 3 : 2. Yakni 500 pupuk organik, 300 NPK dan 200 urea per hektar,” ucapnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Mewisuda 1.249 Petani Milenial Angkatan I Jawa Barat

Dani menjelaskan, ketiga jenis pupuk tersebut harus diinput ke tanah agar efek atau dampak penggunaan pupuk kimia bisa tereduksi, sehingga tanah tidak menjadi jenuh dan kurang maksimal untuk bercocok tanam. “PT Petrokimia Gresik sebagai anggota Holding Pupuk Indonesia mencoba intens untuk memberikan pemahaman kepada petani terkait penggunaan pupuk berimbang tersebut,”jelasnya.

Sementara itu, pupuk subsidi jenis ZA, SP36 dan Petroganik (Organik) sudah tidak disubsidi pemerintah per 1 Juli 2022. Hanya ada dua jenis pupuk yang masih disubsidi yakni jenis Urea dan NPK. Padahal, kebutuhan tanah tidak cukup dengan dua jenis pupuk itu, terkait harga pupuk non subsidi, sebagian besar petani mengaku tidak masalah, asalkan pupuknya tersedia.

Baca Juga: Program IP 400, Pertanian Bantul Digelontor APBN Rp5,16 Miliar

Dani menegaskan stok pupuk di kios-kios dipastikan ada dan siap melayani para petani. Pupuk non subsidi dijual bebas sekaligus tanpa syarat yang ribet. “Kulon Progo kami pilih karena menjadi salah satu sentra tanaman hortikultura. Sementara pengguna terbesar pupuk kami kebanyakan adalah petani hortikultura,” ujarnya.

Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih menambahkan, berdasarkan uji coba di berbagai daerah, semua produk pupuk yang diproduksi terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian. ODP sendiri menjadi stimulan bagi petani untuk menggerakkan sektor pertanian di Indonesia dengan pupuk yang berimbang demi mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: Museum Tani Jawa di Bantul, Koleksi Lengkap Alat Pertanian Kerajaan Mataram Kuno

Sejumlah produk pupuk nonsubsidi ini diantaranya NPK Phonska Plus, NPK Petro Nitrat, NPK Petro Ningrat, SP-26, SP-36 nonsubsidi, Urea non subsidi, ZA nonsubsidi, ZK, Nitralite, Kapur Pertanian Kebomas, dan Petro-Cas.

Melalui media promosi ini, kami bertujuan membangun hubungan jangka panjang, sinergis dengan stakeholder dan end user, baik distributor, kios maupun petani Indonesia. “Tidak hanya memulihkan tanah, kami juga memberikan sosialisasi bagaimana pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Artinya, kami ingin memberikan pelayanan secara komprehensif, dari hulu hingga hilir budidaya,” jelasnya. []

Related posts