Bacajogja – Yogyakarta identik dengan Kota Seni dan Budaya. Banyak seniman lahir, berkembang dan berkarya dari Yogyakarta ini. Salah satunya adalah Fataji Susiadi S.Sn.
Dia merupkan pembuat alat musik Marimba dan Dosen terbang Perkusi di ISI Yogyakarta. Dua puluh tahun lebih lamanya dan berpuluh-puluh jumlah alat yang sudah diproduksi. Biasanya pesanan dari perguruan tinggi dan suatu komunitas kesenian, pengiriman hingga ke ibu kota maupun di luar pulau.
Baca Juga: Saat Tiga Mahasiswa ISI Yogyakarta Memainkan Instrumen Gesek, Klasik tapi Asyik
Alat musik Marimba berasal dari Afrika, menyebar di Eropa maupun belahan dunia. Alat musik ini sering dimainkan di orkestra, Marching Band, Eansemble dan Solo Percusionis.
Instrumen musik Marimba jika dilihat dari sumber bunyinya, maka bisa dikategorikan sebagai salah satu dari instrumen yang menghasilkan suara dengan cara dipukul. Instrumen musik ini dibunyikan atau dimainkan menggunakan stick mallet yang bagian kepala pemukul terbuat dari bahan kayu dilapisi karet kemudian dililitkan benang kain, serta mengunakan gagang kayu atau rotan dengan ukuran dan berat seimbang.
Baca Juga: Ini Tiga Kesulitan Bermain Alat Musik Tiup Trombone
Menggunakan seperangkat batang atau bisa disebut bilah dengan bahan kayu maupun fiber disusun sama seperti tuts piano yang sudah dinala atau tuning, resonator atau pipa bersusun yang di gantung bertempat di bawah bilah berbentuk tabung yang sudah dituning berfungsi menambah gema suara dari bilah, kerangka yang menyerupai meja terbuat dari besi, untuk kaki-kakinya diberi roda, sedangakan kayu sebagai penyangga bilah diatasnya tatakan tali penyangga bilah.
Pembuat pertama di Indonesia, khususnya Yogyakarta terdapat salah satunya home industri atau work shop bernama Spirit Musik yang berlokasi di Sewon, Bantul.
Baca Juga: Mengenal Bagian Penting Gitar Klasik
Pria yang telah pensiun dari pergelutan dunia orkestra ini mengakui, produksi Marimba yang kualitas tidak kalah ataupun bisa lebih bagus dengan produksi luar negeri. Produk yang dihasilkan mengunakan bahan khusus yang sudah di riset puluhan tahun, yaitu kayu berlian atau bisa disebut juga kayu besi merupakan bahan utama dalam pembuatan Marimba.
Selama ini bahan baku tersebut termasuk langka atau sulit dicari, dikarenakan populasinya semakin sedikit yaitu 20 persen menurut Perhutani Pulau Kalimantan, 2022.
Baca Juga: Musik, Bahasa Universal yang Mempersatukan Kehidupan
Fataji yang sekarang masih aktif dan berpengaruh di Marching Band Indonesia ini mengungkapkan, mengenai harga dari produk atau merk luar negeri, harga satu Marimba buatan lokal lebih terjangkau 45 persen dari harga buatan luar negeri yang mencapai ratusan juta lebih.
Tidak hanya membuat Marimba, Fataji juga membuat alat musik Xlofon dan Glokenspil maupun reparasi seluruh alat musik fokus jenis pekusi. []
Artikel ditulis oleh Mada Rusdiawan Satoto, mahasiswa jurusan seni musik Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sekaligus praktisi seni yang terlibat dalam proses pembuatan alat musik Marimba