BacaJogja – Keraton Yogyakarta menggelar upacara adat Labuhan Alit di Pantai Parangkusumo. Upacara adat ini bagian dari Hajad Dalem dalam rangka memperingati Tingalan Jumenengan Dalem ke-34 atau 34 Tahun Kenaikan Takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X berdasarkan hitungan Tahun Jawa.
Labuhan ini yang menjadi agenda rutin Keraton Yogyakarta ini sebagai perwujudan Hamemayu Hayuning Bawana. Filosofi ini bermakna bagaimana menjaga keserasian, keselarasan, serta keseimbangan alam. Labuhan selalu digelar setiap tanggal 30 Rejeb tahun Jawa.
Baca Juga: Rundown Acara Labuhan Parangkusumo Keraton Yogyakarta 21-22 Februari 2023
Wakil Abdi Dalem, Mas Bekel Surakso Dinomo, mengatakan, labuhan merupakan rangkaian dari Tingalan Jumenengan Dalem atau peringatan penobatan Sultan. Tapi selain itu, tentunya ini juga ucapan syukur dan harapan agar warga Yogyakarta senantiasa damai dan sejahtera.
Dia mengatakan, tradisi rutin merupakan wujud syukur atas apa yang diterima oleh warga Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang tahun. Selain itu, labuhan ini juga menjadi pengharapan agar warga Yogyakarta senantiasa diberi kesejahteraan dan kedamaian.
Baca Juga: Daftar Event Hajad Dalem Keraton Yogyakarta pada Februari 2023
Labuhan sendiri diambil dari kata labuh yang memiliki arti membuang atau menghanyutkan sesuatu ke sungai maupun laut. Tradisi labuhan alit di Pantai Parangkusumo diawali dengan penyerahan ubarampe di Pendopo Kapanewon Kretek pada Selasa, 21 Februari 2023.
Ubarampe yang dibawa terdiri dari pengajeng, pendherek, serta lorodan ageman dalem dengan total 30 buah. Di antara ubarampe tersebut, terdapat rikma dan kenaka atau potongan rambut serta kuku Sultan Hamengku Buwono X.
Baca Juga: Delapan Event Rekomendasi di Bantul Jogja Selama Februari 2023
Usai diadakan upacara serah terima ubarampe untuk dibongkar dan diteliti kelengkapannya. Selanjutnya ubarampe kembali diletakkan di ancak atau jodhang untuk dibawa ke Cepuri Prangkusumo.
Sesampainya di Cepuri Parangkusumo, abdi dalem bersiap melaksanakan upacara doa dan ritual di halaman Cepuri. Di lokasi ritual ini, terdapat bongkah batu yang diyakini sebagai tempat pertapaan Panembahan Senopati.
Prosesi labuhan kemudian dilanjutkan dengan 12 cantrik yang membawa ubarampe untuk dilabuh ke laut. Pada labuhan alit kali ini, terdapat tiga ancak di mana masing-masing ancak ditandu oleh empat cantrik.
Baca Juga: Keraton Yogyakarta Gelar Labuhan Alit di Parangkusumo Bantul
Selagi para cantrik dan abdi dalem Kraton lain menuju bibir Pantai Parangkusumo, warga dan wisatawan yang hadir turut menyertai prosesi labuhan hingga akhirnya ubarampe yang dibawa dihanyutkan oleh Tim SAR.
Keraton Yogyakarta ada prosesi Labuhan yang dilaksanakan di tiga tempat bersejarah yang dianggap memiliki keterkaitan erat dengan Keraton yakni Pantai Parangkusumo di Bantul, Gunung Merapi di Sleman, dan Gunung Lawu di Kaaranganyar. []
Foto-foto Prosose Labuhan Alit Parangkusumo
—000—
—000—
—000—