Ini Kata Jokowi pada AHY soal Pengambilalihan Partai Demokrat oleh KSP Moeldoko

  • Whatsapp
partai demokrat
Partai Demokrat (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Bola panas peninjuan kembali (PK) yang dilakukan KSP Moeldoko atas Partai Demokrat di Mahkamah Agung (MA). Saat ini hakim MA sedang membahas PK tersebut. Apa yang dikatakan Jokowi soal PK KSP Moeldoko?

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menjelaskan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selama 3,5 tahun terakhir ini, hanya pernah satu kali bertemu Presiden Joko Widodo tanggal 9 Maret 2021 atau sekitar 2 tahun lalu.

Read More

Umroh akhir tahun

Pertemuan itu atas permintaan pihak Istana dan tempat yang dipilih adalah Istana Bogor, dan waktu yang ditentukan adalah malam hari. “Jadi waktu pertemuan yang malam hari itu juga bukan atas permintaan Ketua Umum Partai Demokrat AHY. Namun, sebagaimana sikap Bapak SBY yang menghormati Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Negara, demikian juga sikap Ketua Umum AHY,” ungkap Sekjend Riefky dalam siaran pers, 31 Mei 2023.

Baca Juga: Wacana Duet Airlangga-Zulhas Mencuat, Bakal Jadi Kuda Hitam Pilpres 2024

Menurut Riefky, sebenarnya, Istana menyampaikan Presiden Jokowi ingin bertemu dengan SBY bertujuan memberikan klarifikasi atas apa yang dilakukan Kepala Staf Presiden Moeldoko tentang gerakannya untuk mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.

Waktu itu, SBY menjawab bahwa yang paling tepat untuk mendengarkan penjelasan adalah Ketua Umum AHY. “Singkat kata, AHY diundang untuk hadir di Istana Bogor tanggal 9 Maret 2021 malam hari,” katanya.

Dalam pertemuan dengan AHY di Istana Bogor malam itu, Presiden Jokowi yang didampingi Mensesneg Pratikno menjelaskan, bahwa Jokowi tahu menahu dengan apa yang dilakukan KSP Moeldoko untuk mengambilalih Partai Demokrat. “Begitulah pengakuan dari Presiden Joko Widodo yang disampaikan kepada Ketua Umum AHY,” imbuhnya.

Baca Juga: Bukan Minta Cawapres, Ternyata Ini yang Diinginkan PKS Usung Anies Baswedan

Riefky juga menjelaskan, apa yang disampaikannya ini sekaligus klarifikasi atas pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa “Demokrat sering ke Istana. PKS juga ke Istana, tetapi maunya malam”. Dia menyatakan, pernyataan Jokowi tidak benar.

Sekjend menegaskan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat maupun sebagai Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta Ketua Umum Partai Demokrat AHY siap dikonfrotir dengan pernyataan Jokowi tersebut. Pernyataan Jokowi ini disampaikan saat bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 29 Mei 2023.

Riefky menjelaskan, empat kali pertemuan antara Presiden Jokowi dengan tokoh Partai Demokrat, SBY dan Ketum AHY, terjadi 2 – 3 tahun yang lalu. Pertemuan-pertemuan itu bukan yang sering digambarkan oleh publik sebagai pertemuan politik yang lazim dilakukan Presiden Joko Widodo dengan partai-partai politik pendukung pemerintah.

Baca Juga: Jalani Laku Tirakat, Anies Baswedan Optimistis Menang di Jateng, Jatim dan DIY

Pria kelahiran 28 Juni 1972 ini merinci empat pertemuan tersebut. SBY tercatat tiga kali bertemu dengan Presiden Joko Widodo dalam waktu 3,5 tahun ini. Tiga pertemuan tersebut yakni:
1. Pada 10 Oktober 2019 di Istana Merdeka siang hari. Pertemuan itu atas inisiatif dan undangan Presiden Joko Widodo.
2. Pada saat SBY menghadiri pernikahan Saudara Kaesang di Solo. Pertemuan itu terjadi malam hari, dan waktu itu SBY hadir bersama AHY beserta istri dan EBY beserta istri, untuk memenuhi undangan yang waktunya juga malam hari.
3. SBY dengan Presiden Joko Widodo di Kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali pada 15 November 2022 waktunya juga malam hari karena undangan yang diterima SBY adalah menghadiri Gala Dinner G20 pada malam hari.

Baca Juga: P24 Pelatihan Bikin Sabun Cuci, Target Rekrut 1.000 Relawan Anies di Yogyakarta

Adapun pertemuan AHY dengan Jokowi, Riefky menjelaskan, AHY selama 3,5 tahun terakhir ini, hanya pernah satu kali yakni 9 Maret 2021 atau sekitar 2 tahun lalu. Pertemuan itu atas permintaan pihak Istana dan tempat yang dipilih adalah Istana Bogor, dan waktu yang ditentukan adalah malam hari.

Lebih lanjut Riefky mengungkapkan, dengan penjelasan ini, diharapkan insan media dan masyarakat luas mengerti duduk persoalan yang sesungguhnya serta tidak memiliki praduga yang tidak baik kepada Partai Demokrat.

Baca Juga: Bertabur Artis Top Nasional Pukau Ribuan Penonton Ganjar Pranowo Festival #7 di Semarang

Seolah-olah Partai Demokrat ikut mencari jalan untuk bertemu Presiden Joko Widodo dan meminta waktunya malam hari. “Kalau tidak kami klarifikasi, bisa saja Partai Demokrat dituduh “kucing-kucingan” yang semua itu tidak pernah kami lakukan,” tegasnya.

Dia menegaskan, jika ada perbedaan pendapat dengan pihak Istana, Partai Demokrat termasuk SBY dan Ketum AHY siap untuk dikonfrontir baik dengan Presiden Jokowi maupun pembantu-pembantunya. “Ini sangat penting agar kebenaran tegak di negeri yang kita cintai ini,” ungkapnya. []

Related posts