BacaJogja – Syatta Imtiyaaz Thuvaila, siswi MAN 1 Yogyakarta meraih juara 1 pada Kompetisi Pidato Nasional (KPN) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI. Puncaknya ketika malam inagurasi yang dilaksanakan di Hotel Double Tree by Hilton Kemayoran Jakarta pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Turut Hadir, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas untuk memberikan sambutan dan menyerahkan piala kepada para pemenang.
Kompetisi ini diikuti oleh siswa MA, SMA Sederajat yang tersebar dari seluruh wilayah Indonesia. Total ada sekitar 1.200 peserta yang mengikuti proses seleksi awal. Pada tahapan ini, peserta membuat video pidato untuk diseleksi menjadi 100 besar.
Nantinya peserta yang lolos pada seleksi kedua, melakukan pidato secara online dan penjurian melalui Zoom. Tahapan grand final terdiri dari 34 peserta yang akan menampilkan penampilan terbaik mereka di panggung. “Alhamdulillah dari 34 peserta, kami salah satunya,” ujar Hilman selaku guru pendamping, pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Baca Juga: Liter(art)si, Menyelami Keindahan Seni Kekinian Melalui Pameran dan Teks Karya Tulis
Tahun ini, tema yang diangkat adalah ‘Moderasi Beragama dan Pancasila dalam pandangan Gen z’. Namun, fokus Syatta membawa narasi Moderasi Beragama pada kompetisi yang berlangsung panjang tersebut. Pemilihan tema tersebut karena MAN 1 Yogyakarta terpilih dalam event Moderasi Madrasah sebagai madrasah moderasi. Ini menjadi bentuk konsistensi dan campaign kedepannya
Saat ini, Syatta sedang menempuh pendidikan kelas XII di MAN 1 Yogyakarta – Program Keagamaan (MAN PK). “Syatta orangnya multitalenta, sejak kecil memang suka pidato,” kelakar Hilman.
Syatta punya kebiasaan unik, yaitu mudah menghafal. Kebiasaan ini tentu menjadi nilai tambah bagi Syatta tersendiri, mengingat proses persiapan yang cukup singkat.
Baca Juga: Giliran PKB Bantul Laporkan Lukman Edy ke Polisi soal Dugaan Ujaran Kebencian
Kebiasaan menghafal yang dimiliki Syatta tidak lepas dari support keluarga. Sejak kecil, ia selalu dibimbing oleh sang Ibu yang juga ternyata alumni MAN 1 Yogyakarta. Selain itu sang Kakak juga senantiasa membimbing ketika belajar hingga kini. “Dari kecil Kakak dan Syatta sering diikutkan lomba sama ibu,” ujar Syatta, pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Hingga saat ini pun, sang Ibu tetap melatih skill yang dimiliki Syatta. Bentuk support dari keluarga juga bisa dilihat ketika proses grand final berlangsung, keluarga hadir dan menyaksikan penampilan Syatta yang ciamik pada malam itu.
Kelebihan Syatta yang mudah menghafal, memudahkan proses kurasi hingga grand final. Dalam waktu kurang dari 2 minggu, ia menghafal teks pidato yang dibuat. Bagi orang-orang biasa, cukup sulit menghafal teks yang berisi dalil, termasuk pembahasan moderasi beragama yang cukup kompleks dibahas.
Baca Juga: 209 Lulusan SMA Muhi Yogyakarta Tembus PTN, 72 di Antaranya Kuliah di UGM
“Istirahat yang cukup dan harus enjoy,” kelakar Syatta seraya menyebut untuk menghilangkan rasa gugup kerap sering menghubungi sang Ibu untuk memberikan ketenangan dan menghilangkan beban.
Tidak mudah bagi Syatta berkompetisi dengan sekolah besar lainnya seperti MAN 2 Kota malang, MAN 2 Kota Jambi, SMAN 4 Madiun, dan sekolah besar lainnya. Namun yang menjadi semangat utama Syatta ialah bukan untuk mencari kemenangan, namun percaya diri dan berusaha memberikan yang terbaik.
“Persiapannya singkat, harus bisa membagi waktu untuk menghafal dan belajar untuk menyampaikan, dua hal berbeda,” ujar Syatta.
Selain itu, Kepala MAN 1 Yogyakarta, Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd., berharap akan muncul Syatta-Syatta lainnya, dalam arti ini menjadi motivasi bagi siswa lainnya untuk berprestasi. “Ini sangat luar biasa karena talenta menghafal yang bagus dan Syatta bisa membuktikan itu semua,” kata Wiranto, pada Selasa, 13 Agustus 2024. []
Artikel Kiriman Muhammad Surya Kukuh
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UMY