Modul Kebidanan dan Simulasi Bencana: Strategi Kolaborasi Profesi Kesehatan di Poltekkes Yogyakarta

  • Whatsapp
Simulasi Bencana
Simulasi Bencana. (Foto: Pemkot Jogja)

BacaJogja – Indonesia berada pada ring of fire, yaitu negara dengan kondisi geografis rawan bencana sebab sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh gunung-gunung berapi. Selain itu, hampir seluruh area di Indonesia berada di daerah kepulauan yang menuntut masyarakat harus selalu siap siaga menghadapi bencana kapan saja terjadi.

Pemerintah, melalui komitmen transformasi sistem kesehatan, khususnya pada pilar ketiga, yaitu Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, berupaya memperkuat ketahanan tanggap darurat. Hal ini dilakukan dengan mengoptimalkan Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK) darurat dan table top exercise kesiapsiagaan krisis.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Siti Roikhana Munawaroh Kembali Pimpin Muslimat NU Bantul Periode 2024-2029

Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memiliki TCK. Dalam hal ini, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta secara aktif turut mengelola mata kuliah Penanggulangan Krisis Kesehatan pada Situasi Bencana (PKKB) di setiap jurusan, salah satunya Kebidanan.

Berdasarkan hasil focus group discussion bersama mahasiswa kebidanan, diketahui bahwa pemahaman mahasiswa dalam mengimplementasikan peran bidan pada manajemen bencana berbasis interprofessional collaboration masih belum optimal. Mahasiswa juga menyampaikan perlunya media pembelajaran yang dapat mengorganisasi materi secara komprehensif dan aksesibel.

Baca Juga: Kedatangan IShowSpeed di Yogyakarta: Membawa Keuntungan atau Menyebabkan Kerugian?

Namun, minimnya media menjadi kendala mahasiswa dalam mempelajari peran bidan pada PKKB secara mandiri. Studi sistematis literature review terkini juga menyebutkan bahwa saat ini masih terdapat kekurangan bukti yang meneliti intervensi kebidanan di seluruh siklus manajemen bencana, khususnya selama fase mitigasi, kesiapsiagaan, dan pemulihan (Beek et al., 2019).

Untuk menjawab tantangan ini, inisiasi pengembangan modul tentang implementasi peran bidan terhadap penanggulangan krisis kesehatan pada situasi bencana berbasis interprofessional education di Jurusan Kebidanan Poltekkes Yogyakarta telah dilakukan. Pengembangan modul ini disusun secara ilmiah dengan melibatkan perspektif mahasiswa melalui FGD, dosen, fasilitator PKKB, dan Pusat Pengembangan Pendidikan (Pusbangdik) sebagai pengelola kegiatan PKKB berbasis IPE di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Baca Juga: Siomay Mandala: Kuliner Malam Favorit Anak Muda Yogyakarta

Untuk memperkaya substansi, modul ini juga dikembangkan dengan metode kajian literatur terkini serta memberikan evaluasi berupa feedback dan praktik simulasi bersama mahasiswa. Dengan demikian, modul yang disusun ini dapat menjadi salah satu strategi menanggapi tantangan belum tersedianya panduan praktik bidan pada manajemen bencana secara global, baik dari WHO maupun ICM.

Pengembangan modul ini juga mendapat dukungan langsung dari Ketua Jurusan Kebidanan (Dr. Heni Puji Wahyuningsih, S.Si.T., M.Keb.), Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (Dr. Iswanto, S.Pd., M.Kes.), dan Kepala Pusbangdik sekaligus pengelola kegiatan PKKB di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (Yuliasti Eka Purwaningrum, S.Si.T., M.PH.).

Baca Juga: IPM Bantul Melesat di Atas Rerata Nasional, Bupati: Bukti Keberhasilan Pemerintah

“Saya sangat senang dengan karya Mbak Indriana Widya atas modul yang dihasilkan karena sangat selaras dengan pilar ketiga transformasi kesehatan dalam penyiapan Tenaga Cadangan Kesehatan. Modul ini berbasis interprofessional sehingga bisa dipakai siapa saja, tidak hanya oleh kebidanan,” ungkap Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Ke depannya, modul yang dikembangkan ini akan dilanjutkan menjadi tiga seri, di mana acuan capaian pembelajaran mata kuliah ini didasarkan pada Surat Keputusan Ditjennakes HK 02.02/F/206/2023 tentang Mata Kuliah Penanggulangan Krisis Kesehatan pada Situasi Bencana di Lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan. Seri modul ini dibuat atas pertimbangan dari pengelola kegiatan IPE, Yuliasti Eka, yang menyampaikan bahwa saat ini modul peran bidan belum ada panduan resminya.

Baca Juga: Sinergi Tim SAR Gabungan: Misi Menemukan Mujana yang Hilang Terseret Arus Muara Opak

Modul ini diawali dengan materi peran bidan terhadap penanggulangan krisis bencana (case based), materi implementasi bidan pada konsep dan manajemen bencana, serta peran bidan dalam IPE. “Harapannya modul ini bisa menjawab tantangan novelty dan membantu kemandirian mahasiswa dalam meningkatkan kesadaran terhadap manajemen bencana,” ujar Indriana Widya Puspitasari.

Penulis: Indriana Widya Puspitasari, S.Tr.Keb., M.Keb.
Dosen di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Related posts