Kepemimpinan Profetik: Kunci Pilkada 2024 untuk Pemimpin Berintegritas dan Berkeadilan

  • Whatsapp
Kepimpinan profetik
Diskusi zoom tentang Kepimpinan profetik di Pilkada 2024. (Istimewa)

BacaJogja – Universitas Paramadina menggelar diskusi nasional bertema “Kepemimpinan Profetik dan Pilkada 2024” yang menekankan pentingnya kepemimpinan moral dalam menghadapi Pilkada serentak pada 27 November 2024. Diskusi ini diadakan secara daring oleh The Lead Institute Universitas Paramadina pada Senin (14/10) dan dipandu oleh Maya Fransiska, S.Ag.

Sejumlah pakar di bidang politik dan pemerintahan turut hadir, membahas peran kepemimpinan yang berbasis moralitas dalam memperkuat desentralisasi dan pembangunan daerah.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Konvensi Konstitusi UUD 1945 di Yogyakarta: Mengembalikan Khittah Negara Berdasarkan Dekrit Presiden 1959

Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kepemimpinan profetik—kepemimpinan yang berfokus pada moralitas dan keadilan—untuk memperbaiki pelaksanaan desentralisasi yang masih menghadapi berbagai tantangan.

“Desentralisasi adalah kunci pembangunan daerah, namun dalam praktiknya masih banyak kekurangan. Kepemimpinan profetik dan transformasional sangat dibutuhkan untuk memajukan masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga: BPKH RI Serahkan Ambulans untuk Klinik Solopeduli, Perkuat Layanan Kesehatan Masyarakat Surakarta

Diskusi ini juga menyoroti visi kepemimpinan yang diajarkan oleh Nurcholish Madjid (Cak Nur), yang menjadi sorotan Dr. phil. Suratno Muchoeri, Chairman The Lead Institute. Menurutnya, Pilkada 2024 adalah momen penting untuk mewujudkan kepemimpinan daerah yang mengutamakan keadilan sosial dan kepentingan rakyat. “Kepemimpinan profetik yang diperjuangkan Cak Nur sangat relevan untuk mendorong kebijakan yang konkret demi kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Chusnunia Chalim, S.H., M.Si., M.Kn., Ph.D., mantan Bupati Lampung Timur dan Wakil Gubernur Lampung, berbagi pengalamannya sebagai politisi perempuan yang berhasil tanpa modal besar. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan tanpa mahar politik dapat dicapai melalui rekam jejak dan kontribusi nyata.

Baca Juga: Operasi Zebra Progo 2024 Dimulai: 980 Personel Siap Tertibkan Lalu Lintas di Kulon Progo

Dia juga menyoroti masalah resentralisasi, di mana banyak kewenangan daerah ditarik kembali oleh pusat, yang memperlambat pelaksanaan desentralisasi di berbagai daerah.

Sementara itu, Dr. M Subhi Ibrahim mengulas konsep kepemimpinan hikmah ala Cak Nur, yang mengharuskan pemimpin tidak hanya patuh pada hukum, tetapi juga memiliki kebijaksanaan dalam setiap keputusan. “Kepemimpinan profetik adalah tentang amanah untuk menciptakan perubahan yang positif,” katanya.

Dr. rer. pol. Mada Sukmajati menutup diskusi dengan penekanan pada integritas dalam Pilkada 2024. “Kepemimpinan profetik harus berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan keadilan bagi seluruh masyarakat,” tandasnya.

Baca Juga: FUI DIY Serukan Lima Sikap Tegas untuk Palestina: dari Amanah Konstitusi hingga Boikot Produk Israel

Ia juga menekankan pentingnya pendidikan politik dan keterlibatan aktif masyarakat dalam mencegah korupsi dan politik dinasti.

Diskusi ini memberikan gambaran mendalam mengenai tantangan dan peluang Pilkada 2024, serta pentingnya membangun kepemimpinan berintegritas yang berbasis nilai-nilai moral untuk kemajuan bangsa. []

Related posts