PSIM dan Euforia Tak Terbendung di Bawah Gerimis Langit Yogyakarta

  • Whatsapp
Suporter PSIM Jogja
Suporter PSIM merayakan tim Laskar Mataram di Tugu Jogja. (Foto: OlahBola)

BacaJogja – Stadion Mandala Krida berubah menjadi lautan biru pada Senin (17/2/2025) sore. Ribuan suporter PSIM Yogyakarta, bersorak, bernyanyi, dan menangis haru menyaksikan tim kebanggaan mereka memastikan tiket ke Liga 1 setelah 18 tahun penantian. Kemenangan dalam laga krusial itu bukan hanya membawa Laskar Mataram naik kasta, tetapi juga semakin menghidupkan kembali gairah sepak bola di Kota Pelajar.

Suasana di dalam stadion sudah bergemuruh sejak siang hari. Lagu-lagu kebanggaan PSIM menggema dari tribun, bendera biru berkibar tinggi. Saat wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, kebahagiaan pecah tak terbendung. Pemain dan pelatih PSIM berlari ke tengah lapangan, bersujud syukur, dan menangis dalam pelukan satu sama lain.

Read More

Baca Juga: Liburan di Jogja? Cek Prakiraan Cuaca Terkini untuk Destinasi Wisata Favoritmu

Beberapa suporter bersorak berlarian di tribun dengan bendera PSIM di pundak mereka. Di antara mereka, menyulut suar flare merah membara menerangi langit yang mulai senja. “Ini lebih dari sekadar kemenangan, ini adalah penantian yang akhirnya terbayar,” ujar Bagas, salah satu pendukung setia yang sudah mengikuti perjalanan PSIM sejak kecil.

Kota Yogyakarta berubah menjadi arena pesta besar. Ribuan orang turun ke jalan, ikut dalam konvoi kemenangan yang dimulai dari Stadion Mandala Krida dan berlanjut hingga titik-titik ikonik kota seperti Malioboro, Tugu Jogja, hingga Alun-Alun Utara. Meskipun gerimis turun sejak sore, tak ada yang bergeming. Suara klakson motor, genderang, dan chant kemenangan bergema di sepanjang jalan.

Warga yang berada di pinggir jalan pun ikut larut dalam euforia, melambaikan tangan dan mengabadikan momen bersejarah ini dengan ponsel mereka. “Hujan ini bukan air biasa, ini air berkah. Setelah 18 tahun, akhirnya PSIM ada di tempat yang seharusnya,” kata Dimas, seorang suporter yang ikut dalam konvoi sambil mengenakan syal biru kebanggaannya.

Baca Juga: Jens Raven, Striker Naturalisasi Keturunan Yogyakarta, Andalan Timnas di Piala Asia U-20 2025

Konvoi terus berlanjut hingga malam, menyusuri berbagai sudut kota. Kembang api mulai mewarnai langit, sementara sorak-sorai kemenangan tetap menggema di setiap persimpangan. Bendera-bendera PSIM berkibar di atas kendaraan, melengkapi pemandangan pesta rakyat yang tak terlupakan.

Kemenangan ini bukan sekadar capaian olahraga. PSIM adalah simbol kebanggaan Yogyakarta, bagian dari identitas kota yang lekat dengan budaya dan sejarah panjangnya. Lolosnya PSIM ke Liga 1 menjadi harapan baru, bukan hanya bagi para pemain dan manajemen klub, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Yogyakarta yang telah lama menantikan momen ini.

Baca Juga: Sultan HB X Instruksikan Dua Hal Usai Heboh Edaran ‘Carok’ Madura

“Ini bukan akhir, ini adalah awal dari perjalanan yang lebih besar. PSIM kembali ke kasta tertinggi, dan kami akan terus mendukung dengan sepenuh hati!” ujar salah satu anggota Brajamusti dengan penuh semangat.

Malam itu, seolah Yogyakarta tidak tidur. Suara kembang api menghiasi langit, nyanyian kemenangan terus terdengar, dan kebanggaan memenuhi setiap sudut kota. PSIM Jogja akhirnya kembali ke Liga 1, dan Yogyakarta pun bersorak dalam satu suara: Mataram Bangkit! []

Related posts