BacaJogja – Magelang bukan hanya dikenal karena keindahan alam dan warisan candi-candinya, namun juga menyimpan jejak sejarah perjuangan bangsa yang patut dikenang. Salah satu peninggalan yang mengandung nilai historis tinggi namun masih kurang dikenal publik adalah Masjid Langgar Agung Diponegoro, yang terletak di Dusun Kamal, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Masjid ini berdiri di kawasan yang dahulu merupakan bagian dari hutan belantara dan diyakini sebagai lokasi penting dalam perjalanan perjuangan Pangeran Diponegoro. Dalam tradisi lisan masyarakat setempat, disebutkan bahwa tempat ini pernah digunakan oleh pasukan Diponegoro untuk menunaikan salat sebelum melakukan perundingan dengan pihak kolonial Belanda di Magelang.
Baca Juga: Jogja Fashion Carnival 2025 Siap Ramaikan Malioboro, Ini Jadwal dan Cara Ikut Volunteering!
Bangunan awalnya berupa tatanan batu sederhana sebagai alas salat yang dalam konteks budaya lokal disebut langgar. Ukurannya kecil dan sangat sederhana, namun keberadaannya memiliki nilai spiritual dan historis yang kuat.
Seiring berjalannya waktu, kawasan tersebut kemudian berkembang dan pada tahun 1960-an dibangunlah pondasi masjid dengan tetap mempertahankan posisi pengimaman di atas tatanan batu yang dianggap sakral tersebut. Pembangunan masjid rampung pada tahun 1972 dan diberi nama Masjid Langgar Agung.
Secara arsitektural, masjid ini masih mempertahankan kesederhanaan bentuk, namun kaya akan makna simbolik. Ia bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan peringatan sejarah.

Setiap tanggal 8 Januari, masyarakat setempat rutin mengadakan peringatan Haul Pangeran Diponegoro, sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa perjuangan tokoh nasional tersebut. Kegiatan haul bahkan dilaksanakan secara besar-besaran setiap dua tahun sekali, disertai dengan berbagai kegiatan bernuansa Islam.
Baca Juga: Pasar Sayur Bahagia Meriahkan Peletakan Batu Pembangunan Rumah Tahfidz An-Nashir Yogyakarta
Masjid Langgar Agung juga menjadi bagian integral dari lingkungan pendidikan, karena terletak di tengah kompleks MA/MTs Diponegoro. Hal ini semakin memperkuat posisinya sebagai ruang edukatif yang menggabungkan nilai keagamaan dan sejarah perjuangan bangsa.
Meskipun belum sepopuler destinasi sejarah lain di Magelang seperti Museum Diponegoro atau Museum Jenderal Soedirman, Masjid Langgar Agung menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah dan religi.
Lokasi ini dapat menjadi ruang pembelajaran kontekstual bagi generasi muda tentang pentingnya semangat perjuangan dan nilai spiritual dalam sejarah bangsa Indonesia.
Pelestarian dan pengenalan Masjid Langgar Agung kepada publik luas perlu terus digalakkan sebagai bagian dari upaya merawat ingatan kolektif bangsa terhadap perjuangan para pahlawan. []






