BacaJogja – Sebuah kabar duka menyelimuti Sriharjo, Imogiri, Bantul, menyusul temuan meninggalnya seorang pelajar berinisial MW (14) di rumahnya pada Sabtu (4/10/2025) sekitar pukul 13.00 WIB. Tragedi ini menjadi pengingat yang menyakitkan akan kerapuhan kondisi mental yang mungkin dialami oleh siapa pun, bahkan di usia remaja.
Penemuan pilu ini pertama kali diketahui oleh sang kakek, Supriyanto (70). Niatnya yang sederhana untuk menanyakan apakah sang cucu sudah makan, berubah menjadi pemandangan yang membuat hati Supriyanto hancur. Ia terkejut mendapati MW sudah dalam keadaan tergantung di area dapur rumah, dengan tali rafia terikat pada loster.
Supriyanto lantas memberitahukan kejadian ini kepada saudara korban, Esmawati (40), dan segera meminta pertolongan dari tetangga sekitar. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke Polsek Imogiri untuk penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: Gotong Royong Mengalir di Sungai Code: Tebar Benih Ikan di Kewek untuk Yogyakarta
Hasil Pemeriksaan dan Tanggapan Resmi
Tak lama setelah laporan, Tim medis dari Puskesmas Imogiri II bersama Tim Inafis Polres Bantul segera mendatangi lokasi kejadian. Pemeriksaan menyeluruh dilakukan untuk memastikan tidak ada indikasi lain di balik peristiwa ini.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan adanya bekas luka atau tanda-tanda kekerasan pada tubuh MW. Korban dipastikan meninggal karena gantung diri menggunakan tali rafia berwarna hitam.
Kasihumas Polres Bantul, Iptu Rita Hidayanto, membenarkan adanya kejadian tersebut saat dikonfirmasi. “Kami telah melakukan olah TKP dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya indikasi kekerasan atau tindak pidana lain,” jelas Iptu Rita.
Pihak keluarga telah menerima musibah ini dengan ikhlas dan membuat surat pernyataan yang ditandatangani oleh ayah korban. Jenazah MW telah diserahkan kembali kepada keluarga untuk proses pemakaman.
Baca Juga: Perjalanan Pulang yang Tak Sampai: Kisah Tragis Siswa SMKN 1 Nanggulan Kulon Progo
Pesan Moral dan Upaya Pencegahan
Tragedi ini merupakan alarm keras bagi kita semua. Peristiwa meninggalnya seorang remaja yang masih belia mengingatkan bahwa di balik senyum dan keseharian anak-anak kita, mungkin tersimpan beban mental atau masalah yang tak terucapkan.
Pesan Moral: Jangan Biarkan Ada yang Merasa Sendirian
Kepedulian adalah kunci utama. Seringkali, orang yang mengalami tekanan mental sulit untuk meminta bantuan atau bahkan menyadari bahwa mereka membutuhkan pertolongan.
Mari kita tingkatkan kepekaan dan kewaspadaan terhadap orang-orang terdekat, terutama anak-anak dan remaja. Luangkan waktu untuk mendengarkan tanpa menghakimi dan ciptakan lingkungan di mana mereka merasa aman untuk menceritakan kesulitan yang dialami. Perhatikan perubahan perilaku yang drastis, hilangnya minat pada hobi, atau penarikan diri dari lingkungan sosial.
Baca Juga: Dugaan Keracunan MBG di Gunungkidul, 6 Murid SD Dirawat di RSUD Wonosari
Antisipasi: Saluran Bantuan dan Tindakan Cepat
Pemerintah, lembaga swasta, dan komunitas telah menyediakan berbagai saluran bantuan yang dapat dihubungi kapan saja untuk konsultasi atau dukungan emosional:
- Layanan Konsultasi Kesehatan Jiwa: Cari tahu dan manfaatkan layanan konsultasi psikologi atau psikiatri di Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
- Layanan Darurat Kesehatan Mental (Call Center): Segera hubungi layanan panggilan darurat yang fokus pada kesehatan mental atau pencegahan bunuh diri. Di Indonesia, salah satu yang bisa diakses adalah Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (119 ext. 8).
- Konseling Sekolah: Orang tua harus proaktif memastikan anak mereka memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah. Pihak sekolah juga perlu meningkatkan intensitas dan kualitas program edukasi kesehatan mental.
- Komunikasi Terbuka dalam Keluarga: Jadikan rumah sebagai tempat yang aman. Jalin komunikasi yang jujur dan terbuka, di mana setiap anggota keluarga merasa dihargai dan didengarkan.
Baca Juga: Si Tukang Kunci dan Malam Terakhir di Angkringan Kaliputih Sewon Bantul
Seperti yang disampaikan oleh Iptu Rita Hidayanto: “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Apabila ada permasalahan yang dialami oleh keluarga atau tetangga, segera berikan bantuan atau laporkan kepada pihak yang berwenang.”
Ingat, mencegah satu tragedi adalah upaya bersama. Hidup adalah perjuangan, namun tidak ada yang harus menghadapinya sendirian.
Anda tidak sendirian. Jika Anda atau orang terdekat mengalami tekanan emosional dan membutuhkan pertolongan, jangan ragu untuk menghubungi layanan bantuan profesional segera. []