BacaJogja— Badan Gizi Nasional (BGN) menutup sementara tiga dapur sehat atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut atas dugaan kasus keracunan siswa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Penutupan dilakukan terhadap SPPG Jeruksari dan SPPG Siraman di Kapanewon Wonosari, mulai Senin (6/10/2025). Sebelumnya, SPPG Pandanan di Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Semin, juga telah dihentikan sementara sejak 27 September 2025.
Komandan Kodim 0730/GK Letkol Inf Roni Hermawan menjelaskan, pihaknya menerima tembusan surat resmi penutupan dua dapur tersebut dari BGN.
Baca Juga: Bayi Cantik Ditemukan di Gunungkidul, Banyak yang Ingin Adopsi: Begini Prosedurnya
“Tembusan surat kami terima Minggu (5/10/2025), dan penutupan mulai Senin. Penutupan ini dilakukan karena ada dugaan keracunan pada siswa penerima program,” ujar Roni, Senin (6/10/2025).
Ia menambahkan, dapur sehat yang ditutup diminta melakukan pembenahan internal, termasuk pengurusan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) di Dinas Kesehatan Gunungkidul.
“Persyaratan ini sesuai dengan aturan Badan Gizi Nasional. Kualitas menu juga harus dijaga agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono menuturkan, SLHS merupakan syarat wajib bagi dapur sehat yang melayani program MBG. Ia menegaskan, pengurusan sertifikat dilakukan gratis tanpa pungutan biaya.
Baca Juga: Viral Rombongan Pemotor Acungkan Senjata Tajam di Jambidan Bantul
Saat ini, terdapat 17 SPPG yang sudah beroperasi di Gunungkidul, namun baru satu dapur yang memiliki SLHS. Untuk itu, pihaknya akan menggelar pelatihan penjamah makanan bagi para pemasak pada 7–21 Oktober 2025, agar semua dapur dapat memenuhi standar higienitas.
“Kami juga akan melakukan pengecekan langsung ke setiap dapur untuk memastikan kebersihan lingkungan dan kelayakan tempat produksi,” jelas Ismono.
Sementara itu, perwakilan SPPG Pandanan, Didik Rubiyanto, mengatakan dapur sehat di tempatnya belum kembali beroperasi sejak penutupan pada akhir September.
“Selama ditutup, kami memperbaiki sanitasi dan melengkapi sertifikat pendukung. Kalau pelatihan sudah selesai dan sertifikat lengkap, kami siap beroperasi lagi,” ujarnya.
Dengan penutupan sementara ini, program Makan Bergizi Gratis tetap berjalan, namun proses distribusi makanan dari dapur yang ditutup akan menyesuaikan hingga semua standar keamanan pangan terpenuhi. []