BacaJogja – Sore itu, Rabu Pahing, 22 Oktober 2025, udara di Kulon Progo terasa lembap usai hujan ringan. Jalan nasional Jogja–Wates, tepatnya di kawasan Kedungsari, Pengasih, masih ramai oleh kendaraan yang melintas pulang kerja. Suara mesin dan klakson bersahut-sahutan di antara cahaya lampu yang mulai menyala.
Di tengah arus lalu lintas itu, sebuah sepeda motor Honda Beat AB 6348 BP yang dikendarai Suratmivatun, warga Sindon, Hargorejo, Kokap, Kulon Progo, melaju dari arah timur menuju barat. Perjalanan tampak biasa saja — hingga sesaat kemudian, kendaraan itu kehilangan kendali dan terjatuh di bahu jalan.
Tak lama berselang, dari arah belakang, melaju ambulans Suzuki APV bernomor polisi AB 9513 AW. Kendaraan medis itu berjalan searah dan tak sempat menghindar. Benturan pun terjadi, menabrak motor dan tubuh pengendaranya yang sudah terjatuh di jalan.
Peristiwa yang berlangsung cepat itu terjadi sekitar pukul 18.05 WIB, di dekat warung Mie Ayam Brunch. Dalam hitungan detik, suasana sore berubah menjadi kepanikan. Warga yang berada di sekitar lokasi segera berlarian mendekat untuk memberikan pertolongan.
Saksi Keheningan di Jalan Raya
Ketika petugas kepolisian tiba di tempat kejadian, suasana sudah hening. Beberapa warga masih tampak syok menyaksikan tubuh pengendara yang tergeletak di sisi jalan. Ambulans berhenti beberapa meter dari titik tabrakan, bagian depannya ringsek di sisi kanan.
Kasihumas Polres Kulon Progo, Iptu Sarjoko, membenarkan peristiwa tersebut.
“Kecelakaan terjadi antara ambulans Suzuki APV dengan sepeda motor Honda Beat di Jalan Jogja–Wates, Kedungsari, Pengasih. Pengendara motor meninggal dunia di tempat kejadian,” jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu malam.
Menurut keterangan yang diterima, sepeda motor berjalan dari arah timur ke barat, lalu kehilangan kendali dan terjatuh. Pada saat bersamaan, ambulans melintas di belakangnya dengan kecepatan sedang. Karena jarak terlalu dekat, tabrakan tak bisa dihindari.
Pengemudi ambulans, seorang laki-laki berusia 44 tahun asal Umbulharjo, Yogyakarta, tidak mengalami luka, namun kendaraan yang dikemudikannya mengalami kerusakan di bagian depan kanan. Sementara itu, sepeda motor rusak di bagian belakang dan sisi kiri.
Rumah yang Diselimuti Duka
Di sebuah rumah di kawasan Hargorejo, Kokap, kabar duka itu datang selepas magrib. Tangis pecah di antara keluarga dan tetangga yang mendengar berita tersebut. Warga berduyun-duyun datang untuk membantu dan menguatkan keluarga korban.
Pengumuman duka yang beredar malam itu menyebutkan bahwa almarhumah meninggal dunia pada Rabu, 22 Oktober 2025 pukul 17.00 WIB, dan akan dimakamkan Kamis, 23 Oktober 2025 pukul 11.00 WIB di Makam Ngampel, Josutan.
Dalam suasana duka, keluarga menyampaikan doa dan harapan agar kepergian ini menjadi akhir yang baik.
“Semoga husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni segala kesalahannya, dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.”
Pesan dari Jalan yang Tak Pernah Tidur
Kasus ini menjadi pengingat betapa cepatnya nasib bisa berubah di jalan raya. Hanya butuh satu detik kehilangan kendali, dan hidup seseorang bisa berakhir.
Iptu Sarjoko kembali mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada saat berkendara, terlebih menjelang malam ketika jarak pandang berkurang.
“Kami mengimbau agar pengendara selalu berhati-hati, menjaga jarak aman, serta memperhatikan kondisi kendaraan dan jalan. Keselamatan harus jadi prioritas,” pesannya.
Kini, jalan Jogja–Wates kembali ramai seperti biasa. Kendaraan melintas, lampu-lampu kendaraan berbaris, seolah tak terjadi apa-apa. Tapi bagi satu keluarga di Hargorejo, sore itu akan selalu diingat — hari ketika perjalanan pulang berubah menjadi perjalanan terakhir. []






