Kulon Progo – Warga rancak atau alat penyangga gamelan yang terbuat dari batu di tengah tempat permakaman umum (TPU) Ledhek Simplek di Padukuhan Papak, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta. Batuan ini diperkirakan sudah berusia ratusan tahun.
Total ada 129 bagian bebatuan kuno yang ditemukan. Ada yang masih utuh dengan panjang sekitar 30 centimeter, namun ada juga yang sudah patah.
Batu ini terbuat dari batuan andesit dengan ditemukan beberapa pahatan. Selain itu ada juga yang mirip dengan nisan batu.
Baca Juga: Yogyakarta dan Surakarta Sinergi Melestarikan Budaya Jawa
Seorang tokoh warga setempat, Kasdi, 76 tahun, mengatakan, temuan ini berawal saat warga gotong royong yang rutin dilakukan tiap bulan Muharam di areal makam. Saat itu ada seorang warga yang mencangkul dan ujungnya mengenai batuan. “Awalnya kena cangkul kemudian digali dan semakin banyak,” katanya.
Kasdi mengatakan, warga terus menggai hingga di kedalaman satu meter. Total ada batuan yang jumlahnya 129 buah yang berada di satu lokasi galian. “Lokasinya di satu titik, tidak menyebar. bentuk batunya mirip artefak, sehingga warga penasaran dan menggali untuk dikumpulkan,” katanya.
Cerita tentang Penari Ledhek Simplek
Lokasi batuan ini berada di sekitar makam penari tayub atau ledhek. Menurut cerita orang tua dulu di tengah makam terdapat makam ledhek yang bernama Simplek.
Di areal makam ini dulu juga ada satu buah patung atau arca perempuan tanpa busana dengan rambut diikat di atas. Arca tersebut sudah hilang dicuri pada 1991.
Baca Juga: Sri Sultan HB X Tetapkan GKR Maduretno sebagai Penghageng KHP Parasraya Budaya
Kasdi dan warga lainnya menduga batuan ini berupa rancak atau alas gamelan. Ada empat jenis yakni rancak bonang ada dua, rancang gambang satu dan rancaak saron.
“Mungkin piranti gamelan ini ikut dikuburkan saat Ledhek Simplek meninggal. Katanya dulu kalau ada hajatan ada pentas tayub dan Ledhek Simplek menjadi salah satu penarinya,” katanya.
Sementara itu, Lurah Kalirejo Lana mengatakan, temuan ini sudah dilaporkan ke Dinas Kebudayaan Kulon Progo. Rencananya besok pagi mereka akan datang untuk mengecek dan meneliti batuan yang ditemukan warga tersebut. “Mungkin ini termasuk batuan kuno karena dulu di sekitar sini juga pernah ada temuan lingga yoni,” katanya.
Baca Juga: Monumen Jogja Kembali, Bukti Patriotik Rakyat Yogyakarta untuk Indonesia
Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulonprogo Yudono Hindri Atmoko mengatakan, akan mengecek batuan ini. Mereka akan menerjunkan tim untuk melakukan penelitian, untuk memastikan jenis batuan itu.
Sambil menunggu tim kebudayaan dan BPCB datang mengecek, saat ini batuan ini dikumpulkan di dekat kompleks makam dengan diberikan alas daun kelapa. Sedangkan pada bagian atas ditutup menggunakan terpal. []