Peternak Ayam Petelur di Kulon Progo Keluhkan Harga Telur Rendah

  • Whatsapp
peternak ayam petelur
Peternak ayam petelur di Sentolo, Kulon Progo. (Foto: IStimewa)

Kulon Progo – Sudah hampir dua tahun pandemi Covid-19 belum juga membaik. Perekonomian dunia pun turun drastis, tidak terkecuali Indonesia. Banyak usaha yang merasakan dampaknya salah satunya adalah peternak ayam petelur yang harus gulung tikar selama pandemi Covid-19.

Fluktuasi harga telur dan harga pakan yang melambung, membuat usaha yang mereka bangun bertahun-tahun terpaksa tumbang. Salah satu peternak ayam petelur di Kaliwilut, Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta yang mengeluhkan turunnya harga telur.

Read More

Baca Juga: Yuniar Siswandono, Perjuangan Panjang Peternak Ayam Kampung Sukses asal Klaten

Kondisi tersebut tambah diperparah dengan banyaknya ayam yang mati akibat terserang virus. Upaya untuk mengurangi dampak virus ini juga tidak berhasil.

Subatin mengatakan penurunan harga sudah agak lama. “Harga telur ayam di tingkat peternakan Kulon Progo anjlok mas, dari Rp22.000 per kilogram (kg) menjadi 18.000 per kg,” katanya saat berbincang di lokasi peternakan miliknya di Kaliwilut, Sentolo, Sabtu, 12 Juni 2021.

Baca Juga: Harga Telur Melorot, Peternak Ayam di Kulon Progo Merugi

Penurunan ini membuat susah balik modal, sebelumnya harga di tingkat peternakan masih di kisaran Rp22.000 lalu dua bulan terakhir anjlok menjadi Rp17.000 sampai Rp19.000 per kilogram.

Subatin tidak tahu persis penyebab penurunan harga telur ayam, tetapi diduga penurunan harga terjadi karena adanya penurunan permintaan dari masyarkat yang tebatasan kegiatan masyarakat. Penerapan pembatasan aktivitas warga, membuat beberapa kota besar membatasi pengiriman telur. Seperti kiriman ke Semarang dan Klaten.

Baca Juga: UMKM Bantul Naik Kelas, Buka Outlet di Bandara Adisutjipto Yogyakarta

Selain itu, kata Subatin, peternak kecil menengah saat ini juga bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang ikut beternak ayam dilingkungan mereka. Akibat kesulitan ini Subatin juga sampai menjual beberapa ayamnya.

Dia menambahkan, jika kondisi terus seperti ini dan harga telur tidak membaik, peternak ayam petelurnya milik Subatin terancam bangkrut. “Saya berharap seiring dengan melandainya Covid-19 membuat harga ayam petelur segera membaik. Jika terurus-terus begini ya, bisa tidak balik modal dan juga gulung tikar, mudah mudahan harga ayam bisa segera membaik mas” ujar Subatin.

Penulis artikel: Rizki Nur Fauzan dan Kurniawan, mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *