Cimahi – Tjetjep Heriyana, pembalap kebanggaan Indonesia asal Cimahi, Jawa Barat terlihat senang, senyum merekah dari wajahnya. Dia mendapat tiket nonton langsung MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, menuturkan, tiket tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada Tjetjep yang pada 1970-an sudah mengharumkan Indonesia di ajang balap motor. Tjetjep punya minat kuat di bidang otomotif dan prestasinya diakui dunia. “Jadi, ini bentuk apresiasi dari Pemda Provinsi Jabar untuk beliau yang sudah sangat berjasa membawa nama negara,” kata Kang Emil.
Baca Juga: Prima Wisnu Wardhana, Sosok Atlet Kontingen DIY Peraih Emas Panahan PON XX Papua
Tjetjep menganggap hadiah tiket MotoGP Mandalika ini makin spesial. Pasalnya pada 26 Maret nanti, pria Cimahi itu memasuki usia 83. Kang Emil berharap Tjetjep berbahagia dengan apresiasi tiket nonton langsung balap motor kelas dunia.
Tjetjep menuju Lombok bersama anak dan cucu, Kamis, 17 Maret 2022. Sebelum berangkat melakukan pemeriksaan kesehatan. Dokter Ayi Abdul Basith menerangkan kondisi kesehatan Tjetjep baik. “Dari nadi dan saturasi oksigen normal. Kondisi tubuh, bagian paru dan perut, semua dalam kondisi batas normal dan sudah tidak ada keluhan,” jelasnya.
Baca Juga: Bantul Kini Punya Taman Milenial, Venue Olahraga Skateboard dan BMX
Tjetjep merasa bahagia dan antusias menyaksikan ajang ‘kuda besi’ di Mandalika secara langsung. Ia mengucapkan terima kasih kepada Kang Emil. “Terima kasih banyak Pak Gubernur. Saya enggak bisa ungkapkan apa-apa. Pokoknya saya senang sekali. Selama ini hanya bisa melihat MotoGP di TV,” ucapnya.
Juara 3 Grand Prix Macau 1970
Kecintaan Tjetjep terhadap balap motor muncul sejak usia 13 tahun. Dia secara otodidak belajar banyak hal, termasuk sempat ke Jerman dan Italia dalam rangka menambah ilmu tentang mesin motor.
Tjetjep meraih banyak trofi selama berkarir sebagai pembalap motor. Berapa jumlah medali dan trofi yang pernah diraihnya, Tjejep mengaku tidak ingat seratus persen. “Sekitar 110 medali. Tapi, sekarang cuma ada 10 kalau tidak salah,” kata dia.
Baca Juga: Bupati Panggil Manajemen PSS Sleman, Begini Hasilnya
Prestasi tertinggi Tjetjep adalah juara 3 Grand Prix Macau pada 1970. “Dulu saya pernah juara tiga di Macau,” kenangnya.
Empat tahun berselang, Tjetjep terpaksa pensiun dari dunia balap motor. Kecelakaan di GP Batu Tiga, Kuala Lumpur, Malaysia membuat kondisi fisiknya tidak dapat lagi beradu cepat di sirkuit.
Baca Juga: Bupati Promosi Obyek Wisata Mangunan Bantul Ibarat Mencicipi Emperan Surga
Namun, Tjetjep tidak pernah meninggalkan dunia balap motor sepenuhnya. Ia masih mengikuti perkembangan dunia balap motor. Mulai dari pembalap yang beradu cepat di MotoGP, perkembangan mesin motor balap, sampai Sirkuit Mandalika.
Menurut dia, Sirkuit Mandalika luar biasa. “Ini salah satu yang terbagus. Ada laut, ada gunung. Itu jadi antik. Sama kayak Macau,” ucapnya bangga. []