BacaJogja – Revitalisasi Malioboro Yogyakarta tidak hanya terdampak bagi PKL pedagang asongan, dan seniman jalanan saja. Kebijakan it juga berimbas kepada kelompok pekerja yang selama ini tidak terlihat namun memiliki peran yang nyata di dalam menopang aktivitas perekonomian khususnya bagi PKL di sepanjang Jalan Malioboro. Mereka adalah para pekerja pendorong gerobak dagangan milik PKL yang tergabung dalam PPGM (Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro).
PS. Panit I Subdit II Ditintelkam Polda DIY Ipda Asmaun Khusna mengatakan, menyikapi kondisi itu, Polda DIY memberikan bantuan kepada anggota PPGM berupa paket sembako. Tujuannya untuk meringankan beban yang kehilangan mata pencariannya sejak PKL pindak ke Teras I dan II Malioboro.
Baca Juga: Nasib Pendorong Gerobak PKL Malioboro Yogyakarta Setelah Relokasi
Dia menyampaikan, memudahkan pendistribusian, paket sembako dibagikan secara simbolis kepada masing-masing ketua yang berada di 4 titik yang tersebar di wilayah Yogyakarta, yakni di Jalan Beo Dusun Cokrobedog RT.06 RW.12, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta; lalu di Sonopakis Lor RT.07, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta; dan di Kembaran Nomor 10 RT.04, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
“Sebelum pendistribusian paket sembako, terlebih dahulu dilaksanakan pendataan terhadap para anggota PPGM yang masih aktif guna mendapatkan bantuan dari Polda DIY,” ujarnya saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Ketua PPGM Kuat Suparjono di Sekretariat PPGM Tegal Sari Kuncen WB 1/301 RT38 RW08, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta.
Baca Juga: Resmi, Sri Sultan Terbitkan Surat Edaran Larangan Operasional Otoped di Malioboro
Ipda Asmaun berharap bantuan untuk anggota PPGM bisa turut serta menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tetap kondusif di Yogyakarta khususnya kawasan Malioboro. “Semoga turut menyukseskan program pemerintah pusat maupun pemda agar aktivitas ekonomi bisa menggeliat dan berjalan kembali dengan normal,” ungkapnya.
Kuat Suparjono mengatakan, pemberian bantuan ini merupakan wujud perhatian Polda DIY kepada anggota PPGM yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi. “Sudah dua bulan kami terkatung-katung terdampak aturan relokasi PKL Malioboro. Rata-rata anggota sudah menjalani profesi ini sebagai satu-satunya mata pencarian selama 25 sampai dengan 30 tahun dengan upah harian Rp10.000 untuk mendorong satu gerobak pulang-pergi,” jelasnya. []