BacaJogja – Jenang Suran merupakan tradisi menyambut Tahun Baru Islam 1444 Hijriah pada malam 1 Muharram atau malam 1 Suro pada Jumat, 29 Juli 2022 malam. Tradisi yang digelar oleh Abdi Dalem ini dilakukan di Makam Raja-raja Mataram Kotagede yang berada di Jagalan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
“Jenang suran juga menjadi salah satu penghormatan dari kami para abdi dalem kepada raja-raja Mataram. Khususnya Ki Gede Pemanahan, Sultan Hadiwijaya, juga Panembahan Senopati dan keluarganya,” ujar Penghageng Abdi Dalem Makam Raja Kotagede Raden Tumenggung Pujodipuro.
Baca Juga: Tradisi Nyadran Makam Leluhur Keraton Yogyakarta di Prambanan Sleman
Tradisi jenang suran atau yang akrab disebut masyarakat Jawa sebagai jenang panggul menjadi tradisi yang selalu digelar setiap malam 1 Suro oleh para abdi dalem di Kotagede. Tradisi ini bertujuan menghormati para leluhur Kerajaan Mataram, serta rasa syukur agar dimudahkan dalam menopang beban hidup. “Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur atas kemudahan menjalani hidup selama satu tahun penuh,” katanya.
Menurut dia, bentuk inti kegiatan jenang suran sendiri sejatinya hanya pemanjatan doa-doa atau tahlilan di kompleks makam kerajaan. Namun, sebelum pemanjatan doa, para abdi dalem melakukan prosesi berupa arak-arakan uborampe.
Baca Juga: Napak Tilas Mataram di Kotagede Intro Living Museum Yogyakarta
Adapun uborampe yang diarak terdiri dari jenang suran, tumpeng nasi kuning, sayur kari kubis, serta ingkung ayam kampung. Setelah doa dan tahlil, uborampe dibagi-bagikan kepada pengunjung yang datang saat acara tradisi yang sudah berlangsung turun temurun ini. []
Foto-foto tradisi Jenang Suran Malam 1 Sura di Makam Raja-raja Mataram Kotagede Yogyakarta
—000—
—000—
—000—
—000—