Pemulihan Ekonomi Yogyakarta Berbasis UMKM

  • Whatsapp
Dwi Wahyu Budiantoro
Dwi Wahyu Budiantoro. (Foto: Istimewa)

Dwi Wahyu Budiantoro *)

YOGYAKARTA terus mendorong ekosistem digital sebagai pembangkit ekonomi masyarakat serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Teknologi yang terus berkembang harus disikapi dengan pemanfaatan teknologi digital. Era digitalisasi diharapkan terus dikembangkan melihat pergeseran trend dari sistem konvensional ke sistem digital.

Read More

Umroh akhir tahun

Revolusi industri 4.0 turut melibatkan digitalisasi yang menjangkau berbagai lapisan. Tak terkecuali sektor UMKM dalam menghadapi revolusi industri 4.0. UMKM harus berinovasi dan secara proaktif mengambil peluang dalam semangat kewirausahaan, Untuk itu para pelaku UMKM dituntut beradaptasi dan mengikuti perkembangan teknologi, agar dapat mencapai tujuan dari revolusi industri 4.0 itu sendiri.

Di tengah situasi yang semakin membaik pasca Pandemi Covid-19, masyarakat terus berusaha dalam upaya recovery ekonomi. Upaya ini tentu harus menjadi konsen bersama agar recovery ekonomi di DIY bisa segera bangkit. Apalagi perekonomian di DIY didominasi oleh UMKM yakni sebesar 98,4 persen dan juga menyerap tenaga kerja mencapai 79 persen.

Baca Juga: Jogja Halal Fest 2022 di JEC, Momentum Angkat Potensi Produk Indonesia

Salah satu implementasi digitalisasi system yang sudah berhasil di Tahun 2022 adalah penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat untuk transaksi jual beli bagi para pedagang Pasar Beringharjo. Total ada sebanyak 5.280 pedagang di Pasar Beringharjo, di mana 1.300 pedagang sudah menggunakan QRIS. Sementara untuk target tahun ini sebanyak 4.000 pedagang di Pasar Beringharjo harus sudah menggunakan QRIS dalam melakukan transaksi jual beli.

Lebih lanjut, komitmen untuk terus mendorong pengembangan talenta digital dan digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), seharusnya terus dilakukan. Berbagai program harus dikencangkan agar UMKM dapat segera naik kelas mewujudkan masyarakat sejahtera, program tersebut di antaranya:

Pertama, mendorong peningkatan literasi digital bagi UMKM. Ini perlu difahami bahwa literasi digital yang dimaksud bukan hanya pada pengembangan system engine, tetapi juga pengembangan social engine, yaitu pengelolaan media sosial untuk membuat konten kreatif yang menarik dan media promosi yang efektif.

Baca Juga: Kenduri Jip di Moyudan, Cara Mendongkrak Pariwisata Sleman Barat

Kedua, mendorong percepatan ekosistem digital bagi UMKM, yaitu menyiapkan infrastruktur pendukung seperti membuatkan market hub, sebuah marketplace yang menjadi media transaksi online berbagai jenis produk UMKM, selain juga melibatkan komponen media (publikasi), akademisi (planning) dan praktisi busnis (pengalaman praktis) sebagai supporting system

Ketiga, mendorong produk UMKM yang lebih variatif, yaitu inovasi produk dari berbagai lintas sektoral. Hasil pertanian bisa diolah dan dikemas menjadi produk UMKM unggulan, hasil perikanan dapat diolah menjadi berbagai jenis olahan ikan yang bisa dipasarkan dengan kemasan yang menarik, dan lain sebagainya.

Keempat, mendorong kepedulian (khususnya anak muda) yang memiliki pengetahuan tentang teknologi agar care terhadap isu digitalisasi UMKM.

Baca Juga: Kadisoro Aquatic Expo Dongkrak Ekonomi Desa Wisata Dewi Kaji Bantul

Kisah sukses TUKONI yang menjadi inisiator agensi bagi brand lokal di Yogyakarta, khususnya food and beverage, bisa menjadi point yang menarik. Dengan penuh kesadaran, mereka ingin membangun wadah yang menggabungkan berbagai macam kebutuhan pangan yang dikemas secara aman dan higienis kepada calon costomer yang dibidik.

Pelan tapi pasti, 2 tahun berlalu, kini TUKONI sudah memiliki 250-an mitra dengan 400—500 jenis produk. Produk unggulannya adalah Mie Ayam Bu Tumini, Mangut Lele Mbah marto, Jadah Tempe Mbah Carik, Bakso Tusuk Bu Sainah, Tahu Krauks, Sarendang, dan sebagainya.

Baca Juga: Pengangguran Bantul 24.000 Orang, Tersedia 5.954 Lowongan Kerja di Job Fair 2022

Akhirnya, keberhasilan Yogyakarta mendapatkan penghargaan Bakti Koperasi dan UKM Tahun 2022 untuk tiga Kategori penghargaan yaitu, Ketegori Pejabat Instansi Pusat/Daerah, Kategori Tokoh Masyarakat, dan Kategori Tokoh Gerakan Koperasi tentu menjadi indikator arah yang baik dalam mendorong kebijakan digitalisasi.

Terlebih, peran SIBAKUL sebagai inisiator market-hub pemerintah daerah juga sudah diakui keberhasilannya. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus terus dikawal, demi mewujudkan UMKM DIY yang bermartabat, semoga! []

*) Anggota Komisi B DPRD DIY

Related posts