BacaJogja – Ada tradisi di kalangan jemaah Nahdlatul Ulama (NU) yaitu pertemuan bersama pada suatu malam di suatu tempat yang telah ditentukan, kegiatan ini biasa disebut Lailatul Ijtima. Kegiatan lailatul ijtima lazim diselenggarakan setiap satu bulan atau selapanan, waktunya setelah salat Isya, biasa dilakukan masjid atau di musala.
Lailatul ijtima ini adalah malam pertemuan para ulama dan kiai, serta para jamaah dalam rangka menghidupkan sunah Rasulullah SAW, untuk saling bertukar ilmu dan menambah wawasan keagamaan,” kata Ketua Tanfidziyah MWC NU Pundong Mustafied Amna di sela acara, Sabtu, 4 Maret 2023 malam.
Dia megatakan, lailatul ijtima’ adalah upaya tholibul ilmi (mencari ilmu) dan sebagai majelis selawatan. Selain itu memiliki fungsi mempererat silaturahmi.
“Dalam lailatul ijtima itu ada tholibul ilmu, majelis sholawatan, dan majelis silaturahmi. Lailatul ijtima adalah upaya merawat dan mempererat silaturahmi, sekaligus diharapkan dapat bermanfaat untuk terus menjaga kerukunan dan keharmonisan antara ulama, umaro, dan umat jamaah di Kapanewon Pundong,” jelasnya.
Baca Juga: Ribuan Orang Hadiri Selawat Akbar Satu Abad Nahdlatul Ulama di Bantul
Gelaran lailatul ijtima malam itu dihadiri ratusan jemaah. Pada mauidloh hasanah pengajian agama disampaikan oleh Wakil Katib Syuriah
PWNU DIY KH. Edy Musoffa.
Hadir pula dalam acara malam tersebut, Bupati Kabupaten Bantul Abdul Halim Muslih. Pada kesempatan itu menyerahkan dua sertifikat tanah wakaf dari wakif Sugeng dan Sunarta Madi Utama kepada MWC NU Pundong pada acara Lailatul Ijtima MWC NU Pundong di Masjid Al Furqon, Dusun Candi, Srihardono, Pundong, Bantul.
Baca Juga: Satu Abad Nahdlatul Ulama, PCNU Bantul Gelar Khitan Massal dan Donor Darah
Selain itu juga dihadiri Ketua PCNU Bantul Riyanto, Anggota DPRD Bantul Suradal, Panewu Pundong Bangun Rahina, Kepala KUA Pundong Aleq Rahmat Hidayat, Kapolsek Pundong, Wakil Danramilolsek Pundong, Lurah Srihardono Awaludin, Lurah Panjangrejo Mudiyana, serta para kiai kasepuhan NU Pundong. (Markaban Anwar)