Undip Anugerahi Pendiri Cimory Bambang Sutantio Gelar Doktor Honoris Causa

  • Whatsapp
honoris causa undip
Rektor Undip Prof Yos Johan Utama memberikan penghargaan gelar doktor honoris causa ke pendiri Cimory Bambang Sutantio. (Foto: Ist)

BacaJogja – Universitas Diponegoro (Undip) menganugerahi gelar doktor honoris causa kepada Dipl.-Ing. Bambang Sutantio, pendiri sekaligus Presiden Komisaris Cimory Group, Sabtu, 23 Septermber 2023. Bambang Sutantio dinilai berkontribusi besar mendukung ketahanan pangan nasional lewat kemitraannya dengan peternak sapi.

Upacara penganugerahan gelar doktor honoris causa Bambang Sutantio dilakukan di Gedung Prof Soedarto, kompleks kampus Undip, Tembalang, Kota Semarang. Penganugerahan gelar diberikan secara langsung Rektor Prof Yos Johan Utama, disaksikan guru besar dan civitas akademika Undip.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca juga: Angka Pengangguran Jawa Tengah Tinggi, Swadaya27.com Apresiasi Undip Mini Job Fair 2023

Prof Yos mengatakan pemberian gelar doktor honoris causa dilakukan setelah Undip melakukan kajian mendalam dalam cukup waktu lama, satu tahun lebih. Termasuk trackrecord dan kepribadian dari yang bersangkutan juga dinilai mampu membawa dan makin mengharumkan nama Undip,

Kiprah Bambang Sutantio dengan usaha Cimory Grup-nya terbukti mampu mendongkrak harkat martabat peternak tradisional di Tanah Air.  Sehingga tingkat kesejahteraan dari peternak dapat meningkat

“Karena kalau semata bicara keuntungan maka akan lebih mudah import. Tidak perlu takut sapinya mati, tapi beliau lebih memilih untuk mengikutsertakan dan mendidik petani-petani sapi, Sehingga para peternak ini mendapat kesejahteraan yang lebih dibanding tidak mendapat pendampingan,” beber dia.

Bambang Sutantio, sosok pengusaha yang lahir di Semarang, 26 Desember 1958. Mulai membangun Cimory pada tahun 2004, dimulai dari nol dengan merintis usaha di garasi keluarga pada tahun 1993. Usaha tersebut terus berkembang hingga mampu produsen pengolahan pangan berbasis protein, antara lain produk susu dan yogurt, daging olahan premium hingga telor cair.

Ia menyelesaikan pendidikannya di bidang teknologi pangan dari Technical University of Berlin pada tahun 1984. Bambang juuga pernah mendapatkan penghargaan EY Entrepreneur of The Year untuk kategori Food Manufacturing Entrepreneur pada tahun 2019.

Gelar honoris causa atau gelar kehormatan merupakan gelar kesarjanaan yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi atau universitas yang memenuhi syarat kepada seseorang, tanpa perlu untuk mengikuti dan lulus dari pendidikan yang sesuai untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya tersebut. Gelar ini dapat diberikan kepada seseorang telah berjasa dan memberikan karya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia atau masyarakat.

Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Prof Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono menyampaikan Bambang Sutantio layak memperoleh gelar doktor kehormatan lantaran kontribusi yang besar dalam mendukung ketahanan pangan di Indonesia.

Baca lainnya: Mahasiswa FIB Undip Semarang Juara I Ajang Poster and Video Competition Kemenko Perekonomian

Menurutnya, potensi kekayaan pangan lokal sangat besar mengingat Indonesia adalah negara agraris. Namun hal itu belum didukung sepenuhnya dengan inovasi teknologi. Imbasnya, produk yang dihasilkan belum mampu menarik minat konsumen pangan di Indonesia.

“Inovasi teknologi terhadap produk pangan lokal mutlak harus dilakukan. Dan inovasi olahan pangan yang diproduksi Cimory sangat membantu minat konsumen untuk mengkonsumsi produk lokal,” ujarnya.

Ditambahkan, pemberian gelar doctor honoris causa kepada Bambang Sutantio tertuang dalam SK nomor 316/UN7.A/HK/IX/2023 tanggal 19 September 2023 yang diusulkan oleh Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip.

Dengan penganugerahan gelar kehormatan tersebut, kontribusi yang diberikan Bambang Sutantio di bidang ilmu peternakan diharapkan semakin besar untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia.

Sementara Bambang Sutantio mengapresiasi tinggi penghargaan yang diberikan Undip. Lewat penghargaan ini bisa memacu dirinya untuk lebih membantu Undip dalam pengembangan inovasi teknologi peternakan dan pangan.

“Proses ini berjalan sekitar satu tahun. Dan Undip memang sangat selektif, harus melalui ragam proses, fit and propertest-nya sangat berat, tapi puji syukur dengan bimbingan Pak Dekan, kami bisa melalui semua itu dengan baik,” imbuh dia. []

Related posts