BacaJogja – CV Smart Batik Indonesia (Sm-art Batik) yang merupakan Industri Kecil Menengah (IKM) batik asal Yogyakarta menorehkan prestasi membanggakan dengan menjadi pelopor industri batik bersertifikat halal di Indonesia. Sm-art Batik merupakan salah satu dari mitra UKMK Sawit Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Sm-art Batik merupakan IKM binaan Pemerintah Kota Yogyakarta, melalui Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta. Sm-art Batik diketahui merupakan alumni program pembinaan wirausaha muda Kota Yogyakarta, Home Business Camp (HBC), dan anggota Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Yogyakarta. Melalui bimbingan dinas, Sm-art Batik berhasil membangun relasi jaringannya dan terus berinovasi mengembangkan produknya.
Kepala Dinas Perindustrian Koperasi UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo (Totok) menyambut baik prestasi Sm-art Batik tersebut karena dapat semakin menunjukkan bahwa Jogja merupakan pioner untuk industri batik.
Baca Juga: 1.000 Prajurit TNI Membatik Massal di Yogyakarta Pecahkan Rekor MURI
“Sm-art Batik ini kami bina dari awal, benar-benar dari nol. Alhamdulillah, sekarang bisa berkembang dan memiliki jaringan relasi nasional. Memang mereka dari awal konsisten melakukan inovasi-inovasi, terbaru mereka mengembangkan industri batik berbasis sawit yang jadi salah satu pertimbangan mereka mendapatkan sertifikat halal,” kata Totok.
Totok berharap ini bisa menjadi contoh dan inspirasi untuk IKM di Kota Yogyakarta. Dengan usaha keras dan cerdas bisnis pasti bisa bertumbuh.
Sm-art Batik memperoleh sertifikat halal setelah melalui serangkaian proses validasi. Proses dimulai dengan pendaftaran, pengisian data, dan proses audit yang dilakukan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). Sertifikat Halal merupakan pengakuan kehalalan suatu Produk yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama berdasarkan fatwa halal tertulis yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca Juga: Pedestrian Kotabaru Jadi Ajang Catwalk Fashion Show Batik Ecoprint Yogyakarta
Sesuai dengan UU Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) bahwa seluruh produk yang beredar di Indonesia wajib bersertifikat halal kecuali produk haram dan produk yang dikecualikan dari kewajiban sertifikasi halal.
Kewajiban sertifikasi halal inipun mencakup barang gunaan. Sejatinya, barang gunaan baru diwajibkan tahun 2026, karena saat ini pemerintah masih berfokus pada produk makanan dan minuman serta jasa terkait. Meskipun demikian, Ihsan selaku CEO Sm-art Batik, tetap memprioritaskan agar produknya cepat memperoleh label halal.
Ihsan merasa bersyukur atas pencapaian perusahaannya. Menurut anggota Kadin DIY tersebut, sertifikat halal menjadi bukti keseriusan dalam mendorong industri batik berkelanjutan. “Batik ini harus terus dikembangkan dan kami harus terus berinovasi, apalagi Jogja adalah Kota Batik Dunia. Pengusaha batik Jogja harus menjadi pioner dan contoh di industri batik, termasuk dalam memastikan kehalalan produk barang gunaan sesuai dengan UU JPH,” kata pemenang Wirausaha Muda Berprestasi Kemenpora 2020.
Baca Juga: Mahasiswi UNY asal Bantul Ciptakan Batik Motif Bunga Telang
Dalam memperoleh sertifikat halal, Sm-art Batik, diaudit oleh LPH BBSPJIKB (Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik) atau yang lebih dikenal dengan Balai Batik.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS Helmi Muhansyah menyambut baik apa yang dilakukan Sm-art Batik. Sm-art Batik terus menunjukkan progres yang baik dalam pengembangan industri batik sawit.
“Dengan sertifikat halal, tentunya semakin memantapkan bahwa sm-art batik terus berprogres menuju industri sawit berkelanjutan. Kami, juga akan terus mendukung pengembangan UKMK Sawit agar industri hilir sawit semakin berkembang,” katanya.
Sejak bulan Agustus 2023, Sm-art Batik menjadi UKMK Sawit dan berkomitmen mengembangkan industri batik sawit, bukan hanya malam yang dari sawit, melainkan saat ini sampai dengan pewarnaan menggunakan bahan alami dari tanaman sawit.
Baca Juga: Batik Ratmotirto, Cinderamata Kampung Wisata Ratmakan Yogyakarta
COO Sm-art Batik, Dinar Indah Lufita Sari, mengungkapkan bahwa BPDPKS menyadarkan kami, bahwa ternyata sawit memiliki potensi yang luar biasa untuk diriset.
“Sawit ini luar biasa, kita harus mendorong hilirisasi industri sawit, Komponen dari sawit bisa menjadi alternatif untuk menggantikan parafin yang dari minyak bumi. Selain itu, beberapa bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Kami terus menggali itu” kata mahasiswi Doktoral Kimia Analisis UGM.
“Harapannya nanti di tahun 2024, produk kami yang sudah bersertifikat halal dapat lebih diterima di pasar khususnya pasar global karena saat ini terjadi peningkatan permintaan produk halal di internasional,” pintanya.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Jogja Salurkan Bantuan kepada Kelompok Pengrajin Batik Lurik Klaten
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2018 oleh pasangan alumni UNY, Miftahudin Nur Ihsan (Ihsan) dan Dinar Indah Lufita Sari (Dinar). Ihsan merupakan alumni program studi pendidikan kimia tahun 2016 yang saat ini menjabat sebagai CEO.
Sementara Dinar adalah alumni program studi kimia 2018. Setelah lulus kuliah, keduanya mengembangkan usaha batiknya dan sama-sama memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studi.
Ihsan melanjutkan di Program Magister Manajemen UGM dengan beasiswa LPDP, sementara Dinar di Program S2 dan S3 Kimia UGM melalui beasiswa PMDSU. Keduanya juga sempat memperoleh penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia sebagai salah satu dari 25 Pasangan Muda Inspiratif dan Berprestasi Indonesia tahun 2019. []