Curhat Jumat Bersama Wakapolda DIY, Jawab Keluhan Warga Kulon Progo dan Proses Pembuatan SIM

  • Whatsapp
curhat jumat
Polda DIY menggelar “Jumat Curhat” di Kulon Progo, menjawab keluhan masyarakat termasuk pembuatan SIM yang dianggap ribet. (Polres Kulon Progo)

BacaJogja – Polda DIY kembali menggelar acara “Jumat Curhat” di Kalurahan Tayuban, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pelayanan publik dan mendengarkan langsung aspirasi masyarakat. Acara ini dipimpin oleh Wakapolda DIY Brigjen Pol Adi Vivid A.B., S.I.K, M.Hum., M.S.M, dan turut dihadiri oleh Kapolres Kulon Progo AKBP Dr. Wilson Bugner F. Pasaribu, S.I.K., M.H., serta sejumlah pejabat penting lainnya.

Wakapolda DIY dalam sambutannya menegaskan pentingnya program ini. Jumat Curhat adalah inisiatif dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang mewajibkan seluruh pejabat Polri dari tingkat Polda hingga Polsek untuk turun ke lapangan dan mendengarkan langsung permasalahan masyarakat.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: Ngelaju, Gundah Gulana Mahasiswa Asli Jogja Kuliah di Daerah Sendiri

“Kami ingin memahami langsung apa yang menjadi keluhan dan kebutuhan warga, bukan hanya melalui laporan tertulis,” katanya.

Acara ini dimulai dengan sambutan dari Panewu Panjatan, yang memperkenalkan wilayahnya yang terdiri dari 11 lurah dan 100 dusun dengan total penduduk 38.000 jiwa. Panewu mengapresiasi kehadiran Wakapolda dan berharap acara ini dapat memberikan edukasi serta meningkatkan pelayanan Polri, terutama dalam program “Ibu Memanggil” yang diperkenalkan sebelumnya.

Baca Juga: Road to Broadcasting Festival: Bagaimana Upaya Stasiun TV Berjuang di Era Digital?

Sesi tanya jawab menjadi bagian menarik dari acara ini. Tiga warga di sesi pertama dan empat warga di sesi kedua mengajukan berbagai pertanyaan.

Salah satu penanya, Ibu Nur Khomsiatun, seorang guru PAUD, mengungkapkan apresiasinya terhadap program Jumat Curhat namun juga menyoroti kurangnya perhatian terhadap dunia pendidikan dan pentingnya edukasi bagi remaja. Ia juga mengajukan pertanyaan mengenai prosedur pembuatan SIM yang dinilainya rumit.

Baca Juga: Menuju Atlet Nasional, Muhammadiyah Perkenalkan Kelas Khusus Olahraga untuk Meningkatkan Prestasi

Menanggapi keluhan tersebut, Wakapolda DIY memberikan penjelasan, termasuk mengenai penggunaan boneka untuk pendekatan kepada anak-anak oleh Kapolsek sebagai langkah edukatif. Mengenai pembuatan SIM, beliau menjelaskan bahwa ujian angka 8 yang dianggap sulit telah dihapus secara nasional dan menegaskan pentingnya menghindari calo dalam proses pembuatan SIM.

Dengan adanya dialog langsung ini, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri serta memberikan solusi konkret untuk permasalahan yang dihadapi warga Kulon Progo. []

Related posts