BacaJogja – Kehidupan di Jogja, yang diisi oleh warga lokal dan pendatang, menciptakan perpaduan budaya yang harmonis. Ini tergambar melalui suasana tiap tempat yang nyaman dan asri. Jogja, kota yang setiap sudutnya romantis menurut sebagian orang, memiliki warga lokal yang ramah, membuat pendatang mudah beradaptasi.
Saking istimewanya, banyak hal yang lumrah dilakukan di daerah lain, namun belum tentu terjadi di kota ini. Sebaliknya, perpaduan budaya yang erat dengan warga lokal tidak menjadikan Jogja kehilangan identitas, malah semakin kuat.
Baca Juga: Tiga Gereja Unik di Yogyakarta yang Bisa Dikunjungi Saat Natal
Unsur budaya yang kental dan kebiasaan saling menghormati membuat Jogja jarang diwarnai isu konflik. Jika ada masalah, biasanya diselesaikan secara kekeluargaan. Wilayahnya yang cukup sempit dibandingkan dengan kota lain memberikan keunikan tersendiri bagi warga lokal maupun pendatang.
Ada empat hal unik yang mungkin membuat pendatang merasa culture shock ketika tinggal di Jogja, tetapi lumrah bagi warga setempat.
Baca Juga: Kotabaru Heritage Festival Menghadirkan Keunikan Kota Yogyakarta
Walaupun Macet, Jarang Membunyikan Klakson
Fun fact-nya, Jogja juga mengalami kemacetan lalu lintas. Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan daerah padat seperti Jakarta atau Surabaya, di jalanan yang macet atau saat lampu merah, Anda akan sangat jarang mendengar suara klakson. Entah karena orang Jogja itu penyabar hingga tidak mau berkomunikasi dengan klakson. Mereka sangat sabar menunggu meskipun harus bertemu lampu merah lagi.
“Ga culture shock, lebih ke amaze aja karena orang Jogja sabar-sabar,” jelas Naura, mahasiswa yang berkuliah di Jogja ketika dihubungi pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Baca Juga: Pengalaman Unik Menginap di Artotel Yogyakarta, Ada Perosotan Raksasa
Di Jogja Hampir Tidak Ada Gedung Pencakar Langit
Bagi yang pernah ke Jakarta, Surabaya, Bandung, atau kota besar lainnya, pasti akan melihat banyak gedung pencakar langit. Di Jogja, bukannya melihat gedung-gedung tinggi, malah diisi warteg dan warmindo.
Memang, peraturan pemerintah setempat juga membatasi pembangunan gedung dengan ketinggian tertentu. Selain itu, banyaknya cagar budaya dan tempat bersejarah sebagai branding utama Jogja sering kali menjadi alasan di balik tidak adanya gedung tinggi di kota ini.
Baca Juga: Sensasi Wedang Tahu Bu Kardi, Minuman Sehat dan Unik di Yogyakarta
Selain itu, salah seorang warga asli Jogja, Raden Mas Raihan Wibisono, memberikan tanggapannya mengenai tidak adanya gedung-gedung tinggi di Jogja. “Sadar dari lama, dan menurutku itu juga karena takutnya kalau banyak gedung besar bisa menutupi cagar budaya yang ada di Jogja seperti Tugu, Kraton, dll,” ujarnya pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Tidak Memilih Gubernur dan Wakil Gubernur
Siapa yang baru tahu bahwa hanya di Jogja, Gubernur dan Wakil Gubernur langsung dilantik tanpa pemilihan? Jogja adalah provinsi satu-satunya di Indonesia yang tidak menyelenggarakan pemilihan umum untuk Gubernur dan Wakil Gubernur.
Untungnya, selama musim Pemilu, Jogja tetap aman dan tentram sementara daerah lain sering panas. Gubernur dan Wakil Gubernur Jogja diganti ketika pemimpin lama turun tahta dan langsung digantikan oleh anggota keluarga yang berwenang.
Baca Juga: Cara Unik Peternak di Bantul, Mendengarkan Musik ke Bebek Hasil Telur Meningkat
“Asal selaras dengan tanggung jawab ketika Jogja di tangan beliau,” ucap Naura mengenai tanggapannya tentang warga Jogja yang tidak dapat memilih Gubernur dan Wakil Gubernur.
Perlu diketahui bahwa sistem Gubernur dijabat oleh Sultan dan Wakil Gubernur dijabat oleh Pakualam diatur dalam Undang-Undang (UU) Keistimewaan DIY.
Pergi ke Tempat Wisata seperti Malioboro atau Alun-alun
Jogja, yang dikenal sebagai kota wisata, memiliki daya tarik utama bagi para wisatawan. Tidak sah rasanya kalau ke Jogja tanpa mengunjungi Malioboro. Dari Malioboro ke Alun-alun juga tidak membutuhkan waktu tempuh yang lama. Jarak lokasi yang saling berdekatan biasanya membuat orang-orang pasti mengunjungi tempat-tempat tersebut.
Baca Juga: Unik, Perekaman Foto E-KTP ODGJ di Tepi Selokan Sleman
Namun, yang jarang diketahui, warga lokal jarang mengunjungi tempat-tempat tersebut. Mereka lebih memilih menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah atau berlibur ke luar kota saat musim liburan tiba.
Itulah istimewa Jogja. Memang sederhana, tapi orang Jogja belum tentu bisa melakukannya. Selain alasan budaya, kebiasaan, dan keamanan, percayalah Jogja akan tetap menjadi tujuan utama para wisatawan untuk berlibur. Kalau di daerah kalian, apakah ada hal lumrah di luar sana tapi aneh di daerah sendiri? []
Artikel kiriman Muhammad Surya Kukuh
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY