BacaJogja – Tidak banyak pedagang yang menjual wedang tahu. Dengan kata lain, sulit ditemui. Tapi di Kota Yogyakarta, Anda bisa menemuinya. Pedagang itu bernama Bu Kardi, salah satu warung kaki lima yang konsisten menjajakan minuman tradisional wedang tahu sejak 14 tahun lalu.
Bu Kardi menceritakan sudah menekuni usaha wedang tahu sejak 2008. Sampai saat ini bersama anggota keluarganya sudah memiliki empat lapak usaha wedang tahu. Lokasinya ada di Jalan Asem Gede Kranggan dan Pasar Pathuk yang buka mulai pukul 07.00 hingga 10.30 WIB.
Baca Juga: UMKM Ngemplak Sleman Jadikan Apem Ikon Kuliner Khas Daerah
Sementara dua lapak lainnya di depan Mirota Godean dan Jalan Pramuka Umbulharjo yang buka sore hari pukul 16.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.
Lapak ada yang buka pagi dan sore tujuannya agar warga atau wisatawan yang ingin jajan menikmati wedang tahu selalu ada. “Jadi biar kalau orang cari dari pagi, sore, sampai malam itu ada terus. Ada pelanggan yang memang lebih cocok buat teman sarapan, tapi ada juga yang cari wedangan malam,” kata Bu Kardi di lapaknya yang berada di Jalan Asem Gede, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Kamis, 1 September 2022.
Baca Juga: Gudeg Wijilan dan 13 Wisata Kuliner di Kota Yogyakarta
Asal Muasal Wedang Tahu
Bu Kardi menjelaskan, wedang tahu merupakan minuman t/radisional yang terbuat dari sari kedelai yang disisir tipis-tipis. Setelah itu diberi siraman air jahe.
Wedang tahu pada dasarnya berasal dari China yang berkembang di wilayah pecinan seluruh Indonesia. Tak heran nama minuman ini di tiap daerah di Indonesia berbeda-beda.
Baca Juga: Sempurna, Batagor Favorit dan Legendaris di Kota Yogyakarta
Dia mengatakan, minuman ini diberi nama wedang tahu karena berisi sari kedelai yang tampilannya seperti tahu berwarna putih. Dalam pembuatannya pakai teknik khusus untuk menghasilkan tekstur yang lembut. “Selanjutnya diberikan kuah rempah panas yaitu jahe dengan gula jawa pemanis alami,” jelas Bu Kardi.
Harga Wedang Tahu Bu Kardi
Harga wedang ahu satu porsi di lapak Bu Kardi dibanderol Rp7 ribu. Dalam satu hari bisa menjual hingga 150 porsi atau sekitar dua panci wedang tahu. “Kalau akhir pekan atau hari libur bisa 2-4 kali lipat atau empat panci,” katanya.
Menurut dia, para pelanggannya mayoritas warga lokal, mulai dari orang tua dan anak-anak muda mahasiswa juga banyak. Banyak juga kalangan wisatawan yang suka kulineran, cari minuman unik itu ya banyak juga yang datang.
Baca Juga: Moerni 78 Yogyakarta, Tempat Kuliner Jadul dan Menu Andalan
“Kemarin alhamdulillah sempat viral di media sosial, jadi makin ramai yang datang dan banyak juga yang akhirnya cocok dan jadi pelanggan tetap,” ungkap Bu Kardi.
Seorang pelanggan Wedang Tahu Bu Kardi, Hardiyono, 57 tahun, mengaku sejak dua bulan ini hampir setiap hari mengonsumsi Wedang Tahu. Dia membelinya sebagai teman sarapan.
Baca Juga: Slasar Malioboro dan Empat Tempat Kuliner Asyik di Kota Yogyakarta
Menurut dia, Wedang Tahu Bu Kardi rasanya yang unik, manis dan hangat. Itu yang membuatnya selalu ingin mengonsumsi wedang tahu pada pagi hari. “Minuman ini juga memiliki khasiat yang baik bagi tubuh,” ungkapnya.
Hardiyono mengungkapkan, saat masih di Jambi biasa minum wedang seperti ini tiap pagi, namanya kembang tahu. Sudah dua bulan ini di Yogyakarta akhirnya menemukan Wedang Tahu Bu Kardi ini.
“Rasanya nggak kalah enak dan saya cocok. Rasanya segar, jahenya pas hangatnya, dan kembang tahunya lembut. Jadi tiap sarapan ya pasti ditemani sama wedang tahu ini,” jelasnya. []