SMP Mupiy Jogja Memanggil: Ajak Menyelesaikan Kewajiban yang Tertunda

  • Whatsapp
SMP Muh Piyungan
SMP Muh Piyungan (Istimewa)

BacaJogja – Di Piyungan, Bantul, Yogyakarta, beberapa hari terakhir masyarakat dikejutkan oleh surat dari SMP Muhammadiyah Piyungan yang secara resmi memanggil para alumninya yang lulus sejak tahun 1980-2020 dan belum mengambil ijazah kelulusan. “SMP Mupiy Memanggil” bukan karena pihak sekolah marah atau sedih dengan para alumninya yang seolah-olah tidak membutuhkan selembar ijazah.

Ratusan mantan murid yang belum sempat mengambil ijazah kelulusan, kebanyakan karena masalah ekonomi, yang menyebabkan selama bertahun-tahun mereka tidak mampu membayar biaya sekolah di sekolah yang berlokasi di bawah Bukit Bintang Patuk ini. Anehnya, meskipun belum mengambil ijazah, ketika mereka membutuhkan legalisir untuk keperluan mencari pekerjaan atau kebutuhan lain, sekolah tetap melayani sambil mengingatkan agar menyelesaikan kewajiban sebagai murid.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: Ammar Swim Yogyakarta Ajak Masyarakat Pahami Pentingnya Olahraga Renang

Ketika dikonfirmasi oleh bacajogja.id, Kepala Sekolah SMP Mupiy, Fitri Rahmawati, M.Pd, menyampaikan bahwa pihak sekolah memutuskan untuk memanggil para alumninya yang belum mengambil ijazah dan sengaja memviralkan surat tersebut. Bukan karena ingin mempermalukan para alumni, terutama yang belum mengambil ijazah, tetapi agar mereka menyadari pentingnya memahami hak dan kewajiban dalam proses pendidikan yang bertanggung jawab.

Sekolah juga telah menjalankan kebijaksanaan dengan berbagai tindakan, di antaranya mengunjungi mantan muridnya yang lulus 40 tahun lalu. Setelah melihat keadaan para alumni dan meyakinkan bahwa mereka benar-benar tidak mampu secara ekonomi, sekolah melakukan pemutihan, dengan memberikan ijazah secara langsung tanpa syarat.

Baca Juga: SSB Bangunharjo Bantul Juara Turnamen Sepak Bola Usia Dini di Semarang

Hingga kini, telah ada 9 alumni yang mendapatkan pemutihan. “Kami dari pihak sekolah sangat berharap para alumni yang belum mengambil ijazah, terutama yang sudah lulus 40 tahun lalu, dapat mengambilnya tanpa perasaan sungkan atau malu. InsyaAllah semua ada solusinya,” pesan Kepala Sekolah.

“SMP Mupiy Memanggil” ternyata memiliki daya tarik tersendiri. Mujiono, warga Srimartani Piyungan, mengaku sangat berterima kasih kepada almamaternya yang tetap memperlakukan para alumni dengan baik, meskipun mereka belum sempat melunasi biaya sekolah sehingga tidak mampu mengambil ijazah 23 tahun lalu.

Baca Juga: Menyantap Menu Sarapan Tradisional dengan Aroma dan Kenikmatan Tak Terlupakan di Pasar Ngasem Yogyakarta

“Ya, karena persoalan ekonomi, bapak saya benar-benar tidak mampu melunasi biaya sekolah, dan kemudian sampai lupa kalau ijazah saya belum diambil. InsyaAllah segera akan saya ambil, dan saya akan mengajak teman-teman seangkatan yang belum mengambil ijazah. Sebenarnya ya malu,” kata Mujiono.

Tidak hanya Mujiono, Sutinah, warga Sitimulyo, juga membaca surat panggilan dari almamaternya yang dibagikan di grup WhatsApp kampungnya. Dia diingatkan oleh sahabat seangkatannya untuk mengurus ijazah meskipun tidak digunakan. “Walau saya tidak membutuhkan ijazah itu, minimal saya ingat kewajiban yang tertunda. Saya mohon maaf kepada sekolah karena telah merepotkan dan membebani. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu memberikan kesuksesan dan keberkahan kepada sekolah almamater beserta bapak ibu karyawan,” kata Sutinah.

Baca Juga: Klitih Beraksi, Korban Tabrak Pohon dan Tenggelam di Selokan Mataram Sleman

SMP Mupiy telah memberikan edukasi melalui surat panggilan kepada para alumninya yang belum melaksanakan kewajiban. Sebagaimana pesan Kepala Sekolah, kegiatan ini bertujuan agar semua masalah dapat diselesaikan dengan baik dan Islami, tanpa paksaan. Sekolah sama sekali tidak bermaksud menahan ijazah para alumni yang belum membayar biaya pendidikan.

“InsyaAllah, kami sangat mempedulikan para alumni yang telah kami didik dengan baik dan InsyaAllah menjadi lulusan yang mampu menjadi teladan di lingkungan masing-masing. Adapun jika mereka belum bisa mengambil ijazah saat kelulusan dulu, kebanyakan karena masalah ekonomi,” tutur Fitri Rahmawati. []

Related posts