Realisasi Rp43 Miliar per Akhir September untuk Menangani Stunting di Yogyakarta

  • Whatsapp
FGD Stunting
Kepala Kanwil DJPb DIY Agung Yulianta (tengah) dalam acara FGD tentang stunting di Yogyakarta (Istimewa)

BacaJogja – Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Agung Yulianta, mengungkapkan keyakinannya bahwa realisasi anggaran untuk penurunan prevalensi stunting di DIY akan mencapai 100% pada akhir tahun 2024.

Menurut Agung, pemerintah daerah DIY telah menunjukkan komitmen kuat dalam menangani masalah stunting. Hingga akhir September 2024, dukungan fiskal untuk penurunan stunting mencapai Rp43 miliar.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Pameran Seni dan Bonsai di Loman Park Hotel Yogyakarta: Harmoni Kreativitas dan Alam

“Dana tersebut telah dialokasikan untuk program-program penting, seperti pemasangan 3.840 sambungan air minum rumah tangga, pembangunan desa aman pangan, dan penyediaan makanan tambahan untuk anak-anak balita,” jelas Agung dalam setelah menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Tematik bertajuk Sinergitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output untuk Penurunan Stunting di Wilayah DIY, yang digelar di Aula Kanwil DJPb DIY, Sleman.

“Kendala anggaran telah dipetakan, dan kami yakin serapan anggaran akan mencapai lebih dari 95% hingga akhir tahun ini,” ujar Agung optimistis.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Lengkap Layanan SIM Yogyakarta Oktober 2024

FGD tersebut menghadirkan beberapa narasumber penting, seperti Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Muhammad Iqbal Apriansyah, dan Analis Perbendaharaan Negara Ahli Muda Kanwil DJPb DIY, Tri Angga Sigit. Forum ini dihadiri oleh berbagai perwakilan pemerintah daerah dan kementerian terkait, termasuk Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, dan BPOM, untuk berkoordinasi mengenai strategi penurunan angka stunting.

Agung menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mencapai target ini. “Keberhasilan ini memerlukan keterlibatan tidak hanya pemerintah, tetapi juga unsur masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media,” jelasnya.

Berdasarkan data terbaru, angka prevalensi stunting di DIY pada 2023 masih berada di angka 18%, sementara target yang dicanangkan dalam RPJMN adalah 14%.

Baca Juga: Siap-siap! 14-27 Oktober Ada Operasi Zebra Progo 2024, Ini Sasaran yang Dibidik!

Sementara itu, Muhammad Iqbal Apriansyah dari BKKBN DIY mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memanfaatkan sisa waktu dua bulan ini guna memastikan realisasi anggaran berjalan optimal. Kabupaten Gunungkidul, Kulon Progo, dan Bantul disebut sebagai daerah dengan rasio stunting tertinggi di DIY, dengan prevalensi di atas 20%.

Tri Angga Sigit menambahkan bahwa tantangan dalam penanganan stunting mencakup berbagai aspek, mulai dari anggaran, edukasi, hingga geografis. Namun, ia juga menegaskan bahwa peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki dampak signifikan dalam menurunkan angka stunting di DIY.

Dengan kolaborasi yang solid dan eksekusi anggaran yang tepat, DIY diharapkan dapat mencapai target penurunan prevalensi stunting hingga akhir 2024, memberikan dampak positif bagi kesehatan dan masa depan anak-anak di daerah ini. []

Related posts