BacaJogja – Di sudut utara Sleman, tepatnya di Jangkang, Widodomartani, Ngemplak, ada sebuah pasar tradisional yang tetap hidup di tengah modernisasi: Pasar Wage Jangkang. Pasar ini buka setiap hari, tetapi ada satu waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat, yakni setiap Minggu Wage. Pada hari itulah, suasana pasar menjadi lebih meriah, dipenuhi oleh pedagang, pembeli, dan atraksi unik yang hanya bisa ditemui di sini.
Pasar ini dikenal sebagai pusat perdagangan hewan ternak, perlengkapan peternakan, hingga berbagai kebutuhan sehari-hari seperti sayur-mayur, buah-buahan, dan makanan ringan. Namun, yang membuat Pasar Wage Jangkang benar-benar istimewa adalah kehadiran gerobak sapi hias yang berdatangan dari berbagai daerah, seperti Sleman dan Klaten. Dengan pernak-pernik warna-warni, gerobak sapi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Baca Juga: Kapolri Resmikan Jalan dan Irigasi di Kulon Progo, Dorong Desa Garongan Jadi Lumbung Padi
Minggu Wage menjadi momentum puncak keramaian. Tidak hanya pedagang ternak dan petani yang memadati pasar, tetapi juga pedagang klitikan yang menjajakan barang-barang bekas bernilai tinggi. Sepanjang sisi kanan dan kiri jalan, para pedagang ini menggelar dagangannya, menawarkan aneka barang mulai dari perkakas rumah tangga hingga suku cadang kendaraan.
Sebagai salah satu pasar hewan tradisional di Sleman, Pasar Wage Jangkang tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual beli, tetapi juga menjadi ajang pertemuan para petani dan peternak yang masih setia berpegang pada kalender Jawa. Pasar ini bukan sekadar pusat ekonomi, melainkan juga simbol budaya yang terus bertahan di tengah gempuran pasar modern. Setiap Minggu Wage, denyut kehidupan masyarakat pedesaan terasa lebih kuat, menghidupkan kembali semangat gotong royong dan interaksi sosial yang semakin langka di era digital.
Hari ini, Minggu Wage, 16 Februari 2025, suasana Pasar Wage Jangkang kembali semarak. Para pedagang klitikan memenuhi sisi kanan dan kiri jalan, sementara gerobak sapi hias dengan cat warna-warni menjadi daya tarik utama. Tradisi ini terus bertahan, menjadikan Pasar Wage Jangkang bukan sekadar tempat bertransaksi, tetapi juga ruang sosial yang kaya akan nilai-nilai budaya dan sejarah. []
(Teks dan foto: langitwasana/diolah bacajogja)