Waspada Tikus! 6 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Hantavirus Mengintai

  • Whatsapp
leptospirosis
Ilustrasi Leptospirosis (Ist)

BacaJogja – Pemerintah Kota Yogyakarta bergerak cepat menanggulangi lonjakan kasus leptospirosis yang memprihatinkan. Melalui sinergi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), upaya pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis ini diperkuat menyusul peningkatan angka kematian dalam beberapa pekan terakhir.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, menjelaskan bahwa hingga 9 Juli 2025 tercatat 19 kasus leptospirosis, dengan enam di antaranya meninggal dunia. “Case fatality rate (CFR)-nya mencapai 31 persen. Ini meningkat tajam dibandingkan tahun 2024 yang mencatat 10 kasus dan 2 kematian,” ungkap Lana dalam jumpa pers di Kantor Diskominfosan, Kamis (10/7).

Read More

Peningkatan kasus ini sebagian besar disebabkan oleh lingkungan rumah yang tidak layak dan masih adanya sampah terbuka. Untuk itu, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Pangan, serta OPD lainnya untuk melakukan desinfeksi lingkungan dan edukasi kepada masyarakat.

Baca Juga: BMKG Yogyakarta: Waspadai Hujan Ringan di Wilayah Utara DIY 11–13 Juli 2025

“Kami juga akan menggandeng Dinas Perdagangan, karena di pasar-pasar banyak tumpukan barang yang berpotensi jadi sarang tikus. Sinergi antar-OPD sangat penting agar kasus tidak terus bertambah,” tambah Lana.

Langkah lain yang telah dilakukan termasuk pemasangan alat perangkap tikus di area yang terindikasi kasus serta penyuluhan intensif kepada kelompok masyarakat berisiko, seperti petani, pekerja kebersihan, dan penghuni daerah rawan banjir. Warga juga diimbau segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, hingga tubuh terasa lemas.

Dalam upaya penguatan pencegahan, Pemkot Yogyakarta juga menindaklanjuti Surat Gubernur DIY Nomor B/400.7.9.3/564/D13 Tahun 2025 dan menerbitkan Surat Edaran Wali Kota Nomor 100.3.4/2407 Tahun 2025 tentang Kewaspadaan Kejadian Leptospirosis dan Hantavirus.

Selain leptospirosis, Pemkot juga meningkatkan kewaspadaan terhadap hantavirus. “Meski kasusnya belum banyak, tapi gejalanya mirip dan sama-sama ditularkan dari hewan ke manusia. Jaga kebersihan, gunakan masker, dan hindari paparan kotoran hewan,” ujar Lana.

Baca Juga: Dua Buruh di Bantul Curi Kotak Infak dan Sangkar Burung demi Tebus Motor Gadaian

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan, Sri Panggarti, mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan. Ia menyarankan agar anjing, sapi, kambing, dan domba divaksin leptospirosis serta dibawa ke dokter hewan jika mengalami gejala demam dan menguning.

“Gunakan alat pelindung saat beraktivitas di area becek dan selalu cuci tangan dan kaki dengan sabun setelahnya,” pesannya.

Pemkot Yogyakarta juga mengandalkan program Rumah Tidak Layak Huni sebagai bagian dari strategi pencegahan penyebaran leptospirosis. Semua langkah tersebut diharapkan mampu menekan penyebaran penyakit dan meningkatkan kesadaran warga terhadap pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa. Kami optimistis, dengan kolaborasi semua pihak dan kepedulian masyarakat, Yogyakarta bisa terbebas dari ancaman leptospirosis,” pungkas Lana. []

Related posts