BacaJogja – Gemerlap lampu panggung memantul di wajah-wajah bahagia warga Kulon Progo malam itu. Sabtu (4/10/2025), Alun-Alun Wates menjadi lautan manusia yang datang untuk menyaksikan penutupan Manunggal Fair Binangun Kertoraharjo 2025 — pesta rakyat yang telah mewarnai sembilan hari penuh semarak dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-74 Kabupaten Kulon Progo.
Direktur Perumda Aneka Usaha Kulon Progo, Muhammad Nasta’in, tak dapat menyembunyikan rasa harunya. Di tengah riuh tepuk tangan penonton, ia mengucap syukur atas terselenggaranya Manunggal Fair yang sukses besar tahun ini.
“Tercatat rata-rata pengunjung mencapai sekitar 118 ribu orang yang masuk ke arena Alun-Alun Wates. Dalam sembilan hari pelaksanaan, perputaran uang dari parkir hingga transaksi di area acara diperkirakan mencapai Rp7,3 miliar,” ujar Nasta’in.
Baca Juga: Bayi Ditemukan di Gunungkidul, Kondisi Sehat dan Belum Diberi Nama: Begini Proses Adopsi
Angka fantastis itu bukan sekadar statistik. Di baliknya, ada semangat gotong royong dan antusiasme warga yang menjadi denyut nadi perekonomian lokal. Ratusan stand—mulai dari OPD, UMKM, Gebyar UMKM, Car Free Day, hingga pedagang kreatif lapangan dari lima paguyuban—menjadi saksi geliat ekonomi daerah yang hidup selama acara berlangsung.
Tak hanya soal bisnis, Manunggal Fair juga menjadi panggung ekspresi masyarakat. Setiap malam, Alun-Alun Wates bergemuruh oleh sorak penonton yang menikmati berbagai pentas hiburan, dari musik hingga kesenian rakyat.
“Harapan kami, Manunggal Fair Binangun Kertoraharjo 2025 bisa menjadi ruang publikasi pemerintah daerah, ruang kreativitas dan kolaborasi, serta harmoni dalam jejaring bisnis dan promosi potensi daerah,” lanjut Nasta’in.
Baca Juga: Jogja Zero Gepeng: Gerakan Humanis Wujudkan Kota Yogyakarta Tanpa Gelandangan dan Pengemis
Puncak acara semakin istimewa dengan kehadiran Bupati Kulon Progo, Dr. R. Agung Setyawan, yang secara simbolis menutup rangkaian kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Agung menegaskan bahwa keberhasilan Manunggal Fair adalah hasil dari sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
“Semua ini bisa terwujud karena adanya kolaborasi dan harmoni di antara kita. Manunggal Fair bukan hanya pesta, tapi juga simbol kebersamaan Kulon Progo,” tutur Agung.
Sebagai penutup, panitia memberikan penghargaan kepada para pemenang lomba yang digelar selama acara—mulai dari lomba foto, pembuatan reels, hingga kompetisi antarstand OPD dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).
Malam itu, langit Wates dihiasi kembang api yang menandai berakhirnya Manunggal Fair 2025. Namun semangatnya tak padam—ia terus hidup di hati warga Kulon Progo yang merasakan bahwa pesta rakyat bukan hanya tentang hiburan, melainkan tentang persaudaraan dan kebanggaan atas tanah kelahiran mereka. []