BacaJogja – Sore itu, langit di atas Sentolo berwarna jingga keemasan. Jalan Yogya–Wates yang selalu ramai menjelang malam tampak padat, kendaraan melaju dalam ritme yang seakan berpacu dengan waktu, Selasa, 21 Oktober 2025. Angin membawa aroma tanah dan aspal yang basah sisa hujan siang tadi. Tak ada yang istimewa, sampai suara benturan keras tiba-tiba memecah kesunyian di timur Mako Brimob Sentolo, Dusun Kalibindol, Kelurahan Sentolo, Kulon Progo.
Sekitar pukul 17.30 WIB, sebuah sepeda motor Honda Vario AB 2052 DL yang dikendarai Barokah Naid (50) bersama istrinya, Widarti (50), kehilangan kendali. Motor itu menabrak pembatas jalan (water barrier) sebelum menghantam bagian belakang truk tronton Hino A 9262 ZM yang sedang berhenti di lajur kiri karena kerusakan kampas kopling.
Baca Juga: Dua Motor Tabrakan di Pandak Bantul, Tiga Orang Luka dan Dilarikan ke RSUD Panembahan Senopati
Benturan keras membuat warga sekitar berhamburan keluar. Suara panik, doa, dan panggilan minta tolong terdengar bersahut-sahutan di antara gemuruh kendaraan yang melambat. Beberapa pengendara berhenti, membantu mengevakuasi dua orang yang tergeletak di jalan.
“Korban dibawa ke RSUD Nyi Ageng Serang,” ujar seorang relawan yang ikut menolong. Namun sesampainya di rumah sakit, takdir berkata lain. Barokah Naid meninggal dunia akibat luka parah di kepala. Sang istri masih berjuang dengan luka kritis, sebelum kemudian dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu Sarjoko, membenarkan peristiwa tersebut.
“Truk tersebut berhenti karena kendala teknis. Diduga pengendara motor tidak dapat mengendalikan laju kendaraannya usai menabrak water barrier hingga menabrak bagian belakang truk,” jelasnya.
Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengimbau pengguna jalan agar lebih berhati-hati, terutama di jalur padat seperti Jalan Yogya–Wates.
Malam menjelang. Di Padukuhan Pleret Tengah (IV), Panjatan, Kulon Progo, suasana berubah hening. Lampu-lampu rumah menyala lembut, menerangi halaman tempat orang-orang mulai berdatangan membawa belasungkawa. Aroma bunga melati dan dupa bercampur di udara.
Di ruang tamu rumah sederhana itu, isak tangis terdengar lirih. Foto Barokah Naid diletakkan di atas meja kecil dengan bingkai sederhana. Di sampingnya, anak-anaknya — Rhaefana Muhammad Nurazis dan Irvan Nur Ihsan — duduk menatap hampa. Sementara Ibu Widarti, yang masih dirawat di rumah sakit, belum mengetahui bahwa separuh hidupnya telah berpulang.
Malam itu, kabar duka pun disampaikan dengan penuh kesedihan:
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Telah berpulang ke rahmatullah,
Bapak Barokah Naid bin Ngatijopawiro,
pada usia 50 tahun,
Selasa, 21 Oktober 2025 pukul 18.30 WIB.Alamat duka: Padukuhan Pleret Tengah (IV), Kalurahan Pleret, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.
Jenazah rencananya dimakamkan pada Rabu, 22 Oktober 2025 pukul 13.00 WIB di Makam Pantiloyo, Padukuhan Pleret Kidul.Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan iman.
Nama-nama keluarga tercantum dalam lembaran kabar duka yang dibacakan dengan suara bergetar:
Ibu Widarti (istri), Rhaefana Muhammad Nurazis (anak), Irvan Nur Ihsan (anak), serta keluarga besar.
Kehilangan selalu datang tiba-tiba. Tak ada yang tahu kapan perjalanan pulang bisa berubah menjadi perpisahan.
Barokah Naid mungkin hanya ingin segera sampai rumah — melepas lelah, bercengkerama bersama keluarga. Tapi senja itu, di Jalan Yogya–Wates yang padat, hidupnya berhenti dalam sekejap.
Kini, yang tersisa hanyalah doa dan kenangan. Swargi langgeng []