Sleman – Seorang pria di Sleman Yogyakarta curhat di grup Facebook soal jajan es teh di angkringan yang dianggap terlalu tinggi harganya. Pria yang diketahui bernama Dwi Nur Cahyo ini mengaku beli es teh satu gelas disuruh membayar Rp4.000. Dia beli dua gelas es teh mengaku harus membayar Rp8.000.
Curhatnya itu dibagikan di grup Facebook Warga Turi Sleman. Berikut curhatan si pengunggah:
“Awan-awan ngelak rekane tuku es teh neng angkringan kok dikentel 4K/gelas. Ra umum tenan. 4K ki nek neng Satari wes oleh jahe susu. Es iso nambah ora kon mbayar. Neng daerah kiringan rekane nembung es teh 2 gelas kok dietung 8rb.. golek untung ora nemen-nemen mas mbak
(Siang-siang harus beli es teh di angkringan dihargai Rp4.000 per gelas. Tidak wajar. Rp4.000 kalau di Satari sudah dapat jahe susu. Es bisa tambah tidak bayar. Kalau di daerah Kiringan beli es teh dua gelas kok dihitung Rp8.000. Cari keuntungan jangan terlalu mas mbak)”.
Baca Juga: BNNP Yogyakarta Tangkap Pengedar Sabu asal Tempel Sleman
Tak lama berselang, postingan tersebut hilang. Kemudian si pengunggah klarifikasi bahwa apa yang ditulisnya di grup Facebook tersebut tidak benar. Berikut klarifikasi dari yang bersangkutan:
“Saya atas nama DWinurcahyo mau meminta maaf atas kesalahan saya akibat dari postingansaya di FB warga Turi Sleman hari Kamis tgl 5 Agustus 2021 sekitar jam 22.00 dgn etikat baik saya. Saya mau meminta maaf sepenuhnya atas kesalahan saya terhadap postigan warung angkringan di Kiringan. yang sebenarnya pada saat itu pemilik warung hanya menyuruh bayar 4 RB rupiah untuk 2 bungkus es teh….saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada pemilik angkringan atas kekilafan saya tersebut…
Dengan ini yang sebenarnya saya posting kemaren tidak sesuai dengan yang sebenarnya”.
Baca Juga: Residivis Bermodal Akun Facebook Istri Memeras Orang Lain di Sleman
Bagaimana reaksi warganet? Mayotitas membulinya. Berikut komentar para netizen:
@Antoxking, “mung wong kurang gawean sing posting, LG pingin dikenal orang tur wong riwillll or tau dolan”
@Rendy Saputra, “Woalah gerang tuo ra nalar lg jajan pisan po????? rego semo diposting nang FB nek gah cucul opo jajan nek lungo ngowo galon seko ngomah”.
@Uswatun Khasanah Uskhas, “Dolanmu kurang adoh bro “.
@Dinar Krisna Putra, “Sesok nek dolan sangu o Omben sak galon wae lur, Bab ombe Wee ndadak diposting”.
@Ananta Wijaya, “Duh mas…wong masih segitu kok ndadak dipos2 di medsos… klo 2 es teh 50k nah silahkan dipost biar pda hati2… la ini lo cma segitu dan ternyata salah panemu… Nggeh lain kli klo mau beli2 tanya harga dlu biar gk salah paham”.
@Heri Saputra, “Ealah mek barang wedang we kok Yo jur di-posting ….gi le mosting Yo ngawur..sangu tremos wae Nek lungo2 dadi rasah jajan”.
@Taufik Irwansyah, “Eaalaahhh, endingi mung klarifikasi??”.
Baca Juga: Teka-teki Pembunuhan Sadis Bocah 14 Tahun di Kalasan Sleman
Di sisi lain, ada warganet yang mengomentari dengan bijak agar lebih berhat-hati dalam menulis sesuatu di media sosial.
@Budhi, “Ada pelajaran yg bisa diambil pertama.. jangan asal posst yg kemungkinan bisa buat masalah (bs merugik norang lain dan diri sendiri)…kedua jika jualan berilah harga yg sewajarnya syukur2 bs ditulis harganya untuk makan/minuman”.
@Erika Kumalasari, “Hal baiknya, berani mengakui kesalahan sendiri. Ketika kecewa, hindari menulis”. []