Yogyakarta – Keraton Yogyakarta turut prihatin dengan kondisi kawasan Gunung Merapi, khususnya terhadap kondisi penutup lahan di kawasan gunung yang berada di Jawa Tengah dan Yogyaarta ini.
Kondisi ini menjadi perhatian utama dari Keraton Yogyakarta, baik di kaki Gunung Merapi atau di aliran sungai dan di sempadan sungai yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan dan tertutupnya aliran air yang mengakibatkan hilangnya air.
Baca Juga: Sultan HB X Sebut Penambang Pasir Lereng Gunung Merapi Tidak Pro Lingkungan
Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi mengatakan, Kawasan Gunung Merapi secara administrasi ada di wilayah Yogyakarta dan juga sebagian besar ada di Provinsi Jawa Tengah. Untuk itu, Keraton Yogyakarta akan melakukan komunikasi dengan Provinsi Jawa Tengah terkait situasi dan kondisi kekinian kawasan Gunung Merapi.
“Semoga kondisi kawasan Merapi juga menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, karena kondisi di Klaten dan Magelang sudah memprihatinkan,” kata putri sulung Sri Sultan HB X saat mendampingi kunjungan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Yogyakarta, Minggu, 10 Oktober 2021.
Baca Juga: DPRD DIY Dukung Sri Sultan HB X Tutup Penambangan Pasir Lereng Gunung Merapi
Sebelumnya, Dwikorita mengatakan, suhu udara di Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta semakin panas, di manata temperatur rata-rata di Jateng dan DIY mengalami trend kenaikan selama 30 tahun terakhir. Kondisi ini terjadi selain karena peningkatan emisi gas rumah kaca, juga karena tingginya laju perubahan penggunaan lahan.
Lebih lanjut Dwikorita mengatakan, secara mikro di Kawasan Gunung Merapi, kenaikan suhu udara di sekitar wilayah Merapi ada trend kenaikan selama 30 tahun sebesar 0,7 derajat C. Selain di Kawasan gunung Merapi trend suhu di perkotaan dipantau dari stasiun menunjukkan trend kenaikan temperatur khusus Kota Yogyakarta dari tahun 2007. “Ternyata memang ada korelasi khusus antara penutup lahan dengan kenaikan suhu,” ujarnya. (InfoBMKG)