Metode Budi Daya Kepiting dengan Crab Ball Panen Melimpah, Begini Caranya

  • Whatsapp
budai daya kepiting crab ball
Budi daya kepiting dengan crab ball di Kretek Bantul Yogyakarta. (Foto: Dok UNY)

Yogyakarta – Kepiting bakau atau Scylla serrata yang sering dijumpai di perairan payau suka dengan lingkungan tanaman mangrove. Masyarakat suka mengonsumsinya karena rasanya yang lezat dengan kandungan nutrisi sejajar dengan crustacea yang lain seperti udang.

Kemeterian Kelautan dan Perikanan sudah menetapkan kepiting bakau sebagai salah satu jenis ikan (krustasea) yang dilarang penangkapan maupun peredarannya dalam kondisi bertelur dan di bawah ukuran layak tangkap.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Budi Daya Nila yang Mengasyikkan dengan Keramba di Sungai Winongo Sleman

Nah, untuk meningkatkan jumlah produksi agar tidak mengganggu populasi dengan penangkapan secara langsung di alam maka dibutuhkan teknologi budidaya kepiting bakau. Salah satunya dengan penggunaan crab ball. Cara ini belum banyak digunakan. Beberapa wilayah sudah mengembangkan budi daya kepiting ini dengan hasil yang sangat menguntungkan.

Untuk itu Universitas Negeri Yogyakarta bersama Pusat Pengembangan Daya Saing (Pusdaing) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia menerapkan uji teknologi crab ball di Hutan Mangrove di Pantai Baros yang berlokasi di Dusun Baros, Kalurahan Tirtohanggo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Senin, 14 Februari 2022.

Baca Juga: Madu Lebah Klanceng Asal Bantul dengan Ragam Khasiat, Begini Cara Budi Dayanya

Dosen UNY Tri Atmanto menjelaskan crab ball merupakan wadah untuk membudidayakan kepiting dari bibit hingga siap panen. Keunggulan dari crab ball ini diantaranya mengurangi persaingan dalam mencari makanan bagi kepiting sehingga kepiting yang dibudidayakan dapat lebih gemuk. Selain itu juga dapat menjadi obyek wisata budi daya kepiting karena satu crab ball hanya diisi satu ekor kepiting.

kepiting crab ball
Budi daya kepiting dengan crab ball di Kretek Bantul Yogyakarta. (Foto: Dok UNY)

Penempatan crab ball harus pada perairan payau yang teraliri pasang surut air laut. Bila lokasi itu terhambat aliran airnya maka perlu dilakukan penghilangan hambatan aliran air tersebut, harus terus dijaga agar air dapat keluar masuk area budi daya dengan lancar.

Sampah yang menumpuk, atau lumpur yang menyumbat aliran harus dibersihkan secara rutin. Terhambatnya aliran air di area budidaya dapat menurunkan tingkat oksigen terlarut di kawasan tersebut yang berakibat tingginya kematian kepiting. Apalagi bila jumlah kepiting yang dipelihara cukup banyak, maka ketersediaan oksigen terlarut sangat dibutuhkan.

Baca Juga: Srimulyo, Kampung Sehat di Bantul Ciptakan Empat Jenis Minuman Kesehatan

Lancarnya aliran air yang mefasilitasinya pergantian air di lokasi budi daya, juga menjamin pencucian wilayah budi daya. Bahan-bahan pencemar yang berasal dari daerah itu dapat dialirkan keluar dan digantikan dengan air yang segar.

Kepala Pusdaing Helmiati, M.Si mengatakan budi daya kepiting menggunakan crab ball yang berhasil baik dan dapat menjadi rujukan. “Pusdaing dapat memberi rekomendasi untuk memberikan locus bagi pemerintah daerah yang membutuhkan,” katanya.

Hermiati berharap ada banyak ide baru dari UNY dalam kerja samanya dengan Pusdaeng pada tahun ini. FGD ini dihadiri juga oleh tim kelompok kerja bidang perencanaan dan kerja sama UNY, dosen, jajaran pimpinan Desa Tirtohanggo Kretek Bantul serta Duta Digital Kemendes PDTT dari DIY, Magelang dan Boyolali.

Baca Juga: Khasiat Permen Buah Pepaya Mentah dan Cara Pembuatan Menurut Dosen UNY

Lurah Tirtohargo Sugiyamto mengatakan sebelum ada bantuan kerja sama dari UNY warga Baros mencari kepiting dengan menggunakan jaring atau jebakan secara tradisional namun hasilnya kurang maksimal karena bersifat musiman. “Lebih untung dengan budi daya kepiting ini melalui crab ball,” kata Sugiyamto.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Karang Taruna Baros dan telah menghasilkan kepiting dengan jumlah 4 ekor setiap kilogram. Sugiyamto berharap ke depan panen kepiting dapat mencapai jumlah 2 atau bahkan 1 ekor tiap kilogram sekaligus arahan dan bimbingan dari UNY.

Koordinator Bumdes Tirtohanggo Setiyo memaparkan crab ball dapat memenuhi kebutuhan lokal kepiting karena dukungan lingkungan seperti muara sungai Opak-Oya yang mengalami pasang saat musim kemarau, di mana ini adalah saat terbaik memanen kepiting. []

Related posts