BacaJogja – Liburan sekolah sudah di depan mata. Yogyakarta menjadi jujukan untuk dikunjungi. Salah satu yang murah meriah namun dengan sajian pemandangan yang keren dan instagramable, salah satuya Bukit Bego yang berada di Jalan Imogiri–Dlingo, tepatnya di Dusun Kedung Buweng, Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Bukit Bego, salah satu destinasi yang tergolong baru ini bisa menjadi referensi untuk dikunjungi saat liburan kali ini. Mengapa? Di Yogyakarta masih banyak destinasi wisata yang tidak memungut biaya retribusi, salah satunya Bukit Bego ini.
Baca Juga: Viral Emak-emak Pungli Pemotretan Rp100.000 di Gumuk Pasir Parangkusumo Bantul
Ya, untuk menikmati wisata Bukit Bego tidak perlu mengeluarkan biaya karena masih gratis. Cukup merogoh kocek untuk untuk parkir motor Rp2.000 dan Rp5.000 untuk mobil.
Wisatawan bisa berkunjung kapan saja. Pasalnya, tempat ini beroperasi sejak pagi hingga malam. Namun, rekomendasi waktu terbaik yakni saat sore hingga malam hari.
Saat sore dalam kondisi cerah, bisa melihat di sisi selatan ada bangunan putih bersih. Bangunan tersebut tak lain merupakan Kompleks Makam Raja-Raja Mataram di Pajimatan, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul.
Instagramable dan Kuliner Tradisional
Saat menjelang pergantian malam, wisatawan bisa menyaksikan sunset yang menawan. Saat malam hari jika kondisi cerah juga bisa menyaksikan gemerlap kota meski tidak seiindah dari Bukit Bintang Hargodumilah Patuk Gunungkidul.
Untuk mengunjungi Bukit Bego sangat mudah. Lokasinya berada di pinggir jalan utama akses menuju destinasi wisata lain seperti di Kapanewon Dlingo seperti Kebun Buah Mangunan atau Hutan Pinus.
Baca Juga: Mengenal Wisata Alam Batu Kapal Bantul, Tempat Syuting Film KKN di Desa Penari
Destinasi Bukit Bego berjarak kurang lebih 30 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Dari Ring Road Selatan atau Terminal Giwangan ke selatan menyusuri Jalan Imogiri Timur. Lokasinya juga sudah tersedia di Google Maps sehingga mudah untuk mengunjunginya.
Meski destinasi baru, namun sejumlah faslitas sudah tersedia di sana. Fasilitas area parkir kendaraaan lumayan luas, ada juga gazebo untuk duduk bersantai, tempat duduk wisata, toilet serta sejumlah warung yang menjajakan kuliner khas Yogyakarta.
Adapun keunggulan objek wisata Bukit Bego antara lain lokasi yang instagramble. Fotografer atau wisatawan yang ingin mengabadikan hasil jepretan bisa memilih spot foto yang diinginkan.
Baca Juga: Wisata Hits Jogja, Naik Dokar Dinosaurus Keliling Telaga Potorono Bantul
Di tempat ini, banyak sudut-sudut instagenic yang rekomended sebagai setting fotografi. Mengabadikan momen terbaik di tempat ini salah satunya saat matahari terbenem yang eksotis. Bukit Bego juga menyajikan kuliner khas dan tradisional yang tersaji di warung yang ada.
Arena offroad motor juga ada di sekitar bukit ini. Untuk memenuhi rasa lapar dan haus, terdapat beberapa warung yang menyediakan kuliner tradisional.
Sejarah Bukit Bego
Mengapa dinamakan Bukit Bego? Bukit Bego terletak di sisi tenggara Pajimatan Imogiri yang merupakan makam Raja-raja Mataram. Sebenarnya lokasi ini dulu bukit sisa proyek penggalian tanah yang terletak di Dusun Kedung Buweng, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul.
Nama Bego sendiri diambil dari sebuah alat berat berupa ekskavator atau backhoe. Warga setempat menyebutnya nama bego atau beko yang digunakan untuk mengeruk tanah.
Baca Juga: Asyiknya Berwisata di Agrowisata Pabrik Gula Madukismo Bantul Yogyakarta
Warga setempat juga menyebut nama lain Bukit Kedung Buweng karena lokasinya di Dusun Buweng. Sedangkan tanah yang membentuk bukit tersebut berasal dari kumpulan sisa-sisa proyek penggalian Jalan Imogiri–Dlingo. Dahulu, aktivitas penggalian tanah di tempat ini digunakan untuk menimbun area perumahan atau gedung.
Kini lokasi tersebut menjadi destinasi wisata. Patung Semar saja ditambahkan agar lebih menarik untuk spot foto Instagram. Objek wisata yang memiliki luas hampir mencapai 1,2 hektare ini memiliki puncak bukit yang dinami Watu Balung. Keunikan dari bukit ini bentuknya seolah terpotong alat berat.
Baca Juga: Heboh, Ada Dinosaurus di Taman Telaga Potorono Bantul Yogyakarta
Objek wisata itu awalnya memang hanya gundukan bukit gersang bekas proyek penggalian tanah. Pemerintah mencabut izin aktivitasnya karena dikhawatirkan merusak lingkungan sekitarnya.
Tanah Enklave Surakarta di Negeri Yogyakarta
Lokasi Bukit Bego di Imogiri ini dulunya merupakan tanah Enclave. Mengutip Sejarah Jogyakarta, tentang sejarah Enclave Imogiri disebutkan Perjanjian Klaten 27 September 1830 mengamandemen Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755, menyatakan bahwa terdapat enclave Kasunanan Surakarta di wilayah Negeri Yogyakarta, di mana wilayah tersebut merupakan royal heritage Mataram Islam (dan dibagi 2 wilayahnya).
Baca Juga: Sirkuit Offroad, Wahana Baru di Objek Wisata Jurang Pulosari Bantul Yogyakarta
Adapun untuk Imogiri (Pajimatan) wilayah Surakarta (Imogiri Surakarta) meliputi desa2 di Kawedanan Imogiri yaitu Imogiri, Girirejo, Karangtengah, Karangtalun, Kebonagung dan seluruh Dlingo yang meliputi semua kalurahan yakni Terong, Mangunan, Dlingo, Temuwuh, Muntuk dan Jatimulyo. Saat itu Dlingo belum berdiri sendiri sebagai sebuah Kecamatan, tetapi masuk wilayah Imogiri yang menjadi enclave Kasunanan Surakarta/Imogiri Surakarta).
Baru setelah 1950-an berdasarkan Perda No.1 tahun 1958 semua enclave dimasukkan ke wilayah Propinsi DIY (termasuk Imogiri Surakarta, Pleret Surakarta, Kotagede Surakarta dan Ngawen Mangkunegaran). []