BacaJogja – Polres Bantul mencatat selama 2022 telah terjadi 2.525 kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas). Dari jumlah itu, 162 orang meninggal dunia. Kejadian laka lantas di Bantul ini merupakan yang tertinggi di Yogyakarta.
Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan, kejadian laka lantas tersebut merupakan kejadian yang dilaporkan selama periode Januari hingga 29 Desember 2022. “Ada kenaikan sebesar 31,7 persen dibandingkan kasus laka lantas pada 2021, di mana sejak Januari hingga Desember 2021 lalu total hanya ada 1.917 kejadian,” katanya dalam jumpa pers akhir tahun 2022 di Mapolres Bantul, Kamis, 29 Desember 2022.
Baca Juga: Kronologi Suami Istri Meninggal Kecelakaan di Jalan Wates Gamping Sleman
Menurut Kapolres, dari kejadian laka lantas yang dilaporkan pada 2022, Polres Bantul telah menyelesaikan kasus laka lantas sebanyak 2.418. Sementara untuk korban meninggal akibat laka lantas pada 2022, Polres Bantul melaporkan ada sebanyak 162 orang.
“Laka lantas ini pembunuh nomor satu. Dibandingkan kasus pembunuhan, korban meninggal meninggal akibat laka lantas justru lebih banyak,” jelas Kapolres.
Baca Juga: Innalillahi, Truk Tabrak Pengayuh Sepeda hingga Meninggal di Kulon Progo
Manurut Ihsan, kasus laka lantas di Bantul paling tinggi dari lima kabupaten/kota lain di wilayah DIY. Bahkan Kabupaten Bantul sempat pada peringkat ke tiga diseluruh Indonesia untuk jumlah kasus kecelakaan. “Di Yogyakarta (DIY) Bantul paling tinggi, kita peringkat tiga besar seluruh Indonesia untuk kasus kecelakaan,” jelasnya.
Kapolres mengungkapkan, dari penelitian yang dilakukan bersama akademisi, mayoritas kecelakaan di Bantul dipicu karena kelalaian atau laka tunggal. Penyebab kelalaian itu lantaran kondisi jalan di Bantul banyak lajur yang lurus dan kontur jalannya tidak berlubang.
Baca Juga: Kecelakaan Bus versus Motor di Kulon Progo Tadi Pagi, Satu Meninggal
“Kalau jalan kondisi bagus cenderung cepat lajunya. Sementara pengemudi gak dibekali keahlian mengendarai motor. Orangnya tidak terampil,” jelas Kapolres.
Selain itu Ihsan menyebut faktor penerangan jalan juga memengaruhi tingginya kecelakaan di Kabupaten Bantul. “Jadi faktor penerangan memengaruhi. Faktor orang rata-rata gak punya sim kemudian laka tunggal. Kemudian sarpras jalan, kemudian penerangan yang belum maksimal itu intinya,” jelasnya.
Baca Juga: Innalillahi, Pelajar Meninggal Terlindas Bus Pariwisata di Yogyakarta
Ihsan mengungkapkan, rata-rata dalam sehari terjadi ada kecelakaan yang dilaporkan ke jajarannya. Meski mayoritas kejadian kecelakaan adalah laka tunggal, namun kondisi itu semestinya dapat diminimalisir. “Setiap hari terjadi minimal enam kasus laka lantas yang dilaporkan. Ya, wajar ketemu angka dua ribu,” terang dia.
Dari data kecelakaan yang ada, tragedi kecelakaan yang menyita perhatian publik lantaran menelan korban meninggal terbanyak terjadi di Jalan Imogiri-Mangunan atau tepatnya di samping Bukit Bego. Dalam insiden itu 14 nyawa melayang akibat bus tak kuasa melintas jalur ekstream di kawasan itu.
Baca Juga: Kecelakaan di Depan SPBU Ngaran Jalan Wates Gamping Sleman, Dua Meninggal
Lebih lanjut Ihsan mengungkapkan, selama 2022 dampak dari kecelakaaan juga menyebabkan korban luka. Angkanya juga naik dibanding 2021.
Korban luka ringan pada 2021 sebanyak 2.151 orang, meningkat menjadi 2.964 korban pada tahun 2022 ini. Dari total kasus laka lantas itu, total kerugian material akibat kecelakaan pada 2021 mencapai Rp881.087.000 kemudian pada 2022 kerugiannya mencapai Rp1.237.856.800. []