BacaJogja – Bagi masyarakat Jawa, bulan Sura merupakan bulan istimewa. Selain sebagai bulan pertama dalam kalender Jawa, juga dianggap sebagai bulan yang sangat keramat. Pada umumnya untuk menyambut kedatangan bulan ini, masyarakat Jawa akan mengadakan berbagai bentuk ritual dan perayaan.
Tujuan dari ragam upacara, perayaan dan ruwatan tersebut agar mendapatkan keberkahan dalam kehidupan dan dihindarkan dari berbagai malapetaka. Masyarakat Jawa selalu memandang bulan Sura sebagai datangnya masa-masa prihatin dalam kehidupan manusia, dan sebagai pintu gerbang menuju ke sebuah keadaan yang baru.
Dalam kosmologi Jawa, tradisi ruwatan adalah rangkaian aktivitas kebudayaan untuk membersihkan diri kita dari beban maupun kesalahan di masa silam yang membatasi langkah kita untuk menatap masa depan. Prosesi meruwat adalah tradisi ritual yang dilakukan masyarakat Jawa untuk merehabilitasi hidup, baik dalam diri seseorang maupun hubungan antarkelompok dalam sebuah komunitas bersama.
Baca Juga: Forum Kamisan Perdana Bahas Tranformasi Media Konvensional ke Digital Malam Ini di Kopikuden
Warga Gunungkidul di Jabodetabek yang jumlahnya lebih dari 250 ribu dan diwadahi dalam Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) saat ini telah memasuki hampir 54 Tahun dan sejak berdiri 12 Desember 1970, IKG telah menjadi organisasi yang sangat besar, karena di dalamnya ada 1600 organ dengan rincian sebanyak 18 Kapanewon IKG, 9 IKG Wilayah, 144 Koordinator Kelurahan, dan 1431 Koordinator Dusun di Jabodetabek dan senantiasa mengutamakan guyub rukun dalam ragam perbedaan untuk kemajuan bersama.
Tahun ini, tepatnya tanggal 6 Juli 2024, bertempat di Stadion Mini Cileungsi, Bogor, Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) bekerjasama dengan Badan Penghubung Daerah (Banhubda) DIY menggelar acara Grebeg 1 Sura 2024 atau 1958 (TJ) atau 1445 H dengan rangkaian acara antara lain gelaran UMKM IKG yang diikuti lebih dari 30 UMKM yang menyuguhkan ragam produk dan kuliner khas Gunungkidul, Santunan Sosial, Kirab Budaya dan puncaknya adalah pagelaran wayang kulit yang dibawakan oleh dalang Ki Gilang Thomas Kumoro dengan lakon Wahyu Purbo Sejati.
Grebeg Suro IKG 2024 dihadiri kurang lebih 1.000 warga Gunugkidul di Jabodetabek, selain itu juga jajaran Dewan IKG, Ketua Umum IKG Drs. Eddy Sukirman, MM. beserta jajaran Badan Pengurus Harian IKG, pejabat wilayah, pengurus 18 Koordinator Kapanewon (Korkap) dan 8 Koordinator Wilayah (Korwil) IKG serta Pengurus Pemuda Pemudi IKG, juga hadir perwakilan dari Banhubda DIY.
Baca Juga: Jangan Lupa Event Keren! Dieng Culture Festival 23-25 Agustus 2024
Ketua Panitia Grebeg 1 Suro yang sekaligus Ketua 5 IKG yang membidangi perdagangan dan umkm, Suyanto yang saat ini juga telah meluncurkan Koperasi Jasa IKG, Travel IKG dan lainnya menyampaikan bahwa kegiatan Grebeg 1 Suro IKG 2024 ini mendapatkan dukungan yang luar biasa khususnya dari Banhubda DIY serta Kapanewon dan Wilayah IKG Jabodetabek sebagai upaya untuk menguatkan spirit guyub rukun antar warga Gunungkidul yang ada di Jabodetabek dan tentu semuanya dipersembahkan untuk Indonesia.
Suyanto menyampaikan dalam tiap perhelatan akbar dan sakral Grebeg 1 Suro, setelah dilakukan kirab gunungan, puncaknya adalah pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Kali ini mengusung lakon Wahyu Purbo Sejati. Pertunjukan wayang merupakan penggambaran simbolik kehidupan manusia Jawa yang selalu berinteraksi dengan lingkungan alam, sosial, dan Ke-Tuhan-an.
“Lakon Wahyu Purba Sejati menandaskan pentingnya tapa-semedi (meditation) yang disertai dengan pengekangan hawa napsu dan jiwa untuk memperoleh mukjizat, serta dapat membangkitkan dan menjelmakan sifatsifat ke-Tuhan-an dalam diri manusia (manunggaling kawula lan Gusti). Cara ini kita yakini dapat meningkatkan kebijaksanaan dan spirit kehidupan. Dalam jiwa yang bijak terpancar pola pikir dan tindakan beradab, sehingga dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan nilai-nilai kehidupan termasuk mewujudkan rasa aman dan tenteram bagi citra kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Inilah grand massage yang dikonsepsikan dan ditransmisikan dalam lakon Wahyu Purba Sejati,” jelasnya.
Baca Juga: Identitas Dua Jemaah Haji Kota Yogyakarta yang Meninggal di Tanah Suci
Kepala Desa Galih Nunggal Cileungsi Galih Rakasiwi yang hadir dalam acara grebeg 1 suro IKG menyampaikan dalam sambutannya bahwa dengan hadirnya Ikatan Keluarga Gunungkidul wilayah Bogor ini bisa menjadi keberkahan untuk semua melalui kolaborasi dan sinergi positif antara IKG dengan pemerintah daerah Bogor khususnya Desa Galih Nunggal.
Ketua Umum IKG, Eddy Sukirman, MM dalam sambutannya menyampaikan warga IKG di Jabodetabek ini setiap tahunnya selalu merayakan 1 Suro dengan harapan diberi keberkahan diberbagai hal. Peringatan 1 Suro dengan tema Grebeg Suro ini dilaksanakan dari tahun ke tahun secara bergantian lintas wilayah di Jabodetabek dengan harapan guyub rukun makin terwujud dan sinergi dengan berbagai stakeholder dapat terwujud.
“Momen 1 Sura atau 1 Muharram ini saya harapkan menjadi spirit bagi kita semua untuk kita selalu tawakal, taat pada agama, lingkungan, dan agama masing-masing. Apapun tantangan yang ada di hadapan kita saya berharap dapat dihadapi dengan baik sesuai dengan adat dan adab masyarakat Gunungkidul yang senantiasa mengutamakan kebaikan untuk semua,” harap Ketua Umum IKG, Eddy Sukirman.
Baca Juga: Ini Dia Tiga Proyek Infrastruktur Diresmikan Jelang Hari Jadi Bantul
Lebih jauh, bertepatan dengan Grebeg 1 Suro IKG juga mengukuhkan kepengurusan wilayah Bogor, Ia sangat mengharapkan IKG di wilayah Bogor ini mampu mewadahi warga Gunungkidul yang ada du Bogor untuk mewujudkan diaspora Gunungkidul Jabodetabek dan khususnya Bogor yang akur, guyub rukun dan saling membantu.
“IKG di manapun wilayahnya harus mampu menciptakan semangat guyub rukun serta harus dapat menjadi kolaborator yang baik bagi berbagai pihak untuk kebaikan bersama,” tegasnya.
Kepala Badan Penghubung Daerah (Banhubda) Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diwakili oleh Rezqi Cindra Kasih, S.STP, M.Ec.Dev. menyampaikan harapan dari Kepala Banhubda DIY agar kegiatan Grebeg Suro yang dilaksanakan atas kerjasama IKG dan Banhubda DIY dapat berjalan dengan sukses.
“Kerjasama antara IKG dengan Banhubda DIY telah berjalan baik diberbagai kegiatan, dan terkait dengan budaya, IKG tentu tidak diragukan lagi. IKG memiliki fokus dalam mempertahankan dan mensosialisasikan budaya adiluhung DIY dan secara khusus Gunungkidul,”jelasnya.
Baca Juga: Ponpes Al Jenderami Malaysia dan Suluh Melayu Nusantara Yogyakarta Bahas Pertukaran Santri
Humas IKG, Tarsih Ekaputra menambahkan bahwa kegiatan Grebeg 1 Suro merupakan acara tahunan dan selalu dijalankan oleh Ikatan Keluarga Gunungkidul. Sebelumnya Sekretaris Jenderal IKG Bambang Krisnadi telah membacakan surat keputusan pengukuhan pengurus IKG Wilayah Bogor. Semakin luasnya jangkauan IKG tentu akan semakin menguatkan kiprah dan visi misi IKG.
“Kekuatan IKG itu dalam hal guyub rukun tulus ikhlas dengan suasana adem ayem. Ini spirit yang utama. Grebeg 1 Suro ini untuk tujuan yang lebih besar adalah sebuah upaya atau ikhtiar dalam merawat kebhinekaan meruwat Indonesia lewat adab dan budaya adiluhung masyarakat Gunungkidul yang jumlahnya sangat besar di Jabodetabek,” paparnya
Lebih jauh ia menyampaikan dari rangkaian sambutan mulai dari Ketua Panitia, Kepala Desa, Ketua Umum hingga perwakilan dari Banhubda DIY bahwa masyarakat Gunungkidul di perantauan khususnya Jabodetabek atau kemudian dikenal sebagai Diaspora Gunungkidul Jabodetabek adalah aset bangsa Indonesia. Dan jika dioptimalkan dalam bentuk sinergi dan kolaborasi tentu akan mampu menghasilkan output yang baik untuk Indoenesia.
“Sebut saja ada 250 ribu orang Gunungkidul di Jabodetabek, jika dikumpulkan dan diajak untuk bersama membangun Indonesia, tentu dengan komando dari IKG semua akan jalan dengan senang hati selama tujuannya adalah untuk kebaikan bersama dan bersama membangun Indonesia,” jelasnya. []