Antara Kucing dan Game, Mana yang Lebih Efektif Meredakan Stres Kuliah?

  • Whatsapp
kucing dan game
Kucing hewan lucu menggemaskan dan gadget (Foto: Dien Yafi/BacaJogja)

BacaJogja – Kehidupan mahasiswa tentu tidak lepas dari tugas kuliah, karena tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar. Namun, deadline yang ketat sering kali membuat mahasiswa stres dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Tugas pertama belum selesai, sudah harus mengerjakan tugas berikutnya. Teman-teman pasti pernah merasakannya, bukan?

Ada berbagai cara untuk mengurangi stres yang berlebihan, seperti berbincang dengan teman, pergi ke pantai, atau mengunjungi tempat wisata. Namun, yang akan saya bahas di sini adalah bagaimana bermain dengan kucing dan bermain game dapat membantu mahasiswa mengurangi stres.

Read More

Umroh akhir tahun

Kucing tampaknya sudah menjadi hewan favorit di kalangan masyarakat Indonesia. Karena tingkah lucunya, banyak orang, terutama anak-anak, yang menyukai hewan tersebut.

Baca Juga: Sleman dan Seychelles Jalin Kerjasama, Terbuka Lebar Peluang Ekspor Produk Kerajinan

Tapi, tahukah kamu? Kucing ternyata bisa membantu meredakan stres, termasuk stres karena kuliah. Menurut artikel dari IHC Telemed, interaksi dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat memicu pelepasan hormon oksitosin dalam tubuh manusia. Hormon ini dikenal berperan dalam cinta dan ikatan sosial.

Penelitian menunjukkan bahwa saat seseorang berinteraksi dengan kucing, kadar oksitosin dalam darah meningkat, yang pada akhirnya dapat memperkuat perasaan rileks dan kebahagiaan. Karena itulah, banyak mahasiswa yang memelihara kucing untuk tujuan tersebut.

Baca Juga: Solusi Perumahan di Yogyakarta, Menyulap Lahan Terbatas Jadi Rumah Susun Sewa Sederhana

Haikal, seorang mahasiswa semester 7, mengatakan, “Kucing itu membawa energi positif, bisa meningkatkan mood, dan kucing juga adalah hewan yang peka. Kadang-kadang, mereka bisa merasakan suasana hati atau pikiran kita. Saat saya sedih, kucing saya sering mendekat hanya untuk meminta dielus-elus”.

Selain itu, ada beberapa alasan mengapa mahasiswa suka memelihara kucing, salah satunya adalah karena kucing bisa memberikan rasa memiliki teman untuk diajak ngobrol.

“Pas dulu masih punya kucing, rasanya kaya punya teman ngobrol, ya meskipun ga bisa kaya manusia sih, tapi cukup buat temen di kost an,” ungkap Naura, mahasiswa semester 7, ketika diwawancarai Senin, 12 Agustus 2024.

Baca Juga: Hotel Grand Rohan Jogja Hadirkan Pizza dengan Lima Varian Rasa Otentik

Nah, selain bermain dengan kucing, beberapa mahasiswa juga percaya bahwa metode lain untuk mengurangi stres adalah dengan bermain game.

Menurut artikel dari Game Quitters, bermain video game dapat menjadi cara untuk mengalihkan pikiran dari masalah kehidupan nyata dan menghindari pikiran yang mengganggu yang menimbulkan stres. Aktivitas ini bisa menjadi pelarian ke dunia lain, memberikan pelepasan psikologis yang membantu mengurangi stres.

Itulah alasan mengapa beberapa mahasiswa memilih game untuk dijadikan metode penghilang stress. “Sebenarnya main game bisa mengurangi stres kuliah, karena bisa ngobrol bareng teman-teman di in game,” ujar Faza, 23 tahun, mahasiswa semester 7.

Baca Juga: Menembus Batas: Prof. Edy Ajak Mahasiswa UWM Yogyakarta Gapai Dunia Lewat Program Internasional

Namun, beberapa mahasiswa mengatakan bahwa bermain game tidak sepenuhnya menghilangkan stres. Justru, terkadang bermain game secara kompetitif dapat menambah beban pikiran, karena yang dirasakan bukan lagi kesenangan, melainkan persaingan. Oleh karena itu, beberapa game non-kompetitif biasanya dipilih sebagai penghilang stres.

Seperti yang diungkapkan oleh Naseem Umar Massaid, 23 tahun, dia lebih memilih game Worldbox dan Stardew Valley, Kedua game tersebut bisa menjadi pilihan saat teman-teman merasa stres karena dunia perkuliahan.

Memelihara kucing juga demikian. Beberapa mahasiswa berpendapat bahwa memelihara kucing tidak selalu menghilangkan stres. Kadang-kadang, kehadiran kucing malah bisa menambah beban, karena kita harus menyediakan perlengkapan dan merawatnya. Jadi, kamu tim mana nih? []

Artikel ini dikirim oleh Dien Yafi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UMY

Related posts