Hidup Sederhana, Mimpi Besar: Kisah Inspiratif Febi, Gadis Godean Sleman Menuju UGM

  • Whatsapp
Febiyanti Nur Mahmudah
Febiyanti Nur Mahmudah (Dok UGM)

BacaJogja – Di sebuah rumah sederhana di sudut Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta, kehidupan terus berjalan dengan kesederhanaan yang meneduhkan. Cat putih dinding rumah itu mulai pudar, tapi semangat yang menyala di dalamnya tak pernah luntur.

Dari rumah inilah, Febiyanti Nur Mahmudah (18), anak bungsu dari empat bersaudara, menapaki jalan panjang menuju Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai calon mahasiswa baru tahun 2025.

Read More

Febi—begitu ia disapa—baru saja dinyatakan lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan diterima di Program Studi Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Tak hanya itu, ia juga berhak atas beasiswa UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen dari kampus kerakyatan tersebut. Sebuah capaian yang bukan hanya hasil dari kecerdasan, tapi juga buah dari keteguhan dan perjuangan yang panjang.

Baca Juga: SPMB Jalur Afirmasi Disabilitas 2025: 172 Kursi di 16 SMP Negeri Kota Yogyakarta

Sejak ayahnya, Ismuni Sutrisno, meninggal dunia pada 2021 karena komplikasi diabetes, sang ibu, Siti Sofariyatun, menjadi satu-satunya penopang hidup keluarga. Perempuan tangguh berusia 61 tahun itu bekerja sebagai penjaga warung kelontong jauh dari rumah, dengan penghasilan tak lebih dari Rp 50.000 per hari. Tapi tak sekali pun ia biarkan kondisi ekonomi meredupkan harapan anak-anaknya.

“Walau uang saku saya hanya Rp 5.000 sampai Rp 7.000 per hari, saya selalu berusaha mengatur sebaik mungkin,” kata Febi mengenang perjuangannya di bangku SMA Negeri 7 Yogyakarta. Ia tak hanya berprestasi secara akademik—masuk lima besar dan peringkat tujuh eligible di jurusannya—tapi juga aktif di OSIS, Peleton Inti, panitia teater, kegiatan sosial, bahkan Forum Anak Kabupaten Sleman.

Semua dilakukannya tanpa mengeluh. Sepulang sekolah, ia naik TransJogja, sementara berangkatnya diantar sang ibu dengan motor. Keinginannya menjadi dosen atau berkecimpung di dunia pemerintahan tak lahir dari ambisi, melainkan dari kepekaan sosial dan kepeduliannya terhadap isu-isu masyarakat.

Baca Juga: Pantai Ngungap Gunungkidul: Surga Tersembunyi Bernuansa Mistis di Balik Tebing Samudera

“Saya ingin punya peran di masyarakat dan ikut membuat perubahan lewat jalur kebijakan atau pendidikan,” ucapnya mantap.

Bagi sang ibu, keberhasilan Febi adalah anugerah dan buah dari kerja keras yang tanpa henti. Dengan mata berkaca-kaca, ia mengaku hanya bisa mendoakan agar sang putri tetap semangat dan tak menyerah. “Saya tahu dunia kuliah tidak mudah, tapi saya percaya dia bisa,” ujarnya penuh haru.

Kisah Febi adalah bukti bahwa kemiskinan tak pernah bisa menaklukkan mimpi. Dalam diam, ketekunan, dan cinta seorang ibu, seorang anak mampu menembus batas-batas sosial dan ekonomi, lalu terbang setinggi-tingginya menuju masa depan yang layak. []

Related posts