Merawat Jejak Artistik Batik Jawa Barat di Tengah Pusaran Zaman

  • Whatsapp
batik jawa barat
Trunk Show Batik Jawa Barat karya Yudha Perdana (Istimewa)

BacaJogja – Batik bukan hanya sekadar kain, melainkan sebuah warisan budaya yang sarat makna. Di Jawa Barat, seni kriya batik terus dirawat dan dikembangkan oleh Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) dengan komitmen yang tak pernah surut.

Dalam rangka Hari Batik Nasional 2024, YBJB, bekerja sama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Komisi X DPR RI, mempersembahkan rangkaian acara istimewa di Galeri Indonesia Kaya. Salah satu acara yang menjadi sorotan adalah pemutaran film dokumenter bertajuk Asmaraloka Batik Tatar Sunda, yang mengeksplorasi keindahan motif batik Jawa Barat.

Read More

Umroh liburan

Baca Juga: Info Cuaca Yogyakarta 16 Oktober 2024: Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Selatan

Acara ini juga memperlihatkan semangat para penjaga tradisi batik di Jawa Barat melalui gelar wicara, pagelaran busana, dan diskusi seputar wastra batik. Pengurus YBJB, yang dipimpin oleh Sendy Dede Yusuf, bersama anggotanya terus melanjutkan pewarisan budaya ini dengan penuh cinta, kreativitas, dan semangat.

Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, mengungkapkan bahwa batik adalah bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. “Batik Jawa Barat memiliki keunikan tersendiri dengan ragam motif yang indah dan proses kreatif yang berbeda,” ungkapnya.

Baca Juga: Rundown dan Ragam Pentas FKY di Kulon Progo 16-17 Oktober 2024

YBJB telah berjalan selama 16 tahun, menyebarkan semangat melestarikan dan mengembangkan tradisi kriya batik di 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat. Dari motif yang sudah terkenal seperti Megamendung, Sawat Penganten, hingga Merak Ngibing, ribuan motif baru kini semakin memperkaya mozaik batik nasional. Keragaman ini terlihat jelas ketika wastra batik dikenakan dalam berbagai kesempatan, menjadi simbol kekayaan budaya lokal yang tetap relevan di tengah arus modernitas.

Selain itu, YBJB tak hanya melestarikan tradisi, tapi juga terus berinovasi dengan teknologi. Dr. Komarudin Kudiya, Ketua Harian YBJB, menciptakan teknologi pengolahan limbah cair batik yang ramah lingkungan, serta alat produksi batik baru seperti Fotonik Batik dan Pendulum Batik. Inovasi-inovasi ini menunjukkan bagaimana batik, yang sering dianggap tradisional, bisa bergerak seiring kemajuan zaman.

Baca Juga: Menyelami Humanisme Pangeran Diponegoro dalam Pameran Sastra Rupa #2 di Jogja Gallery

Prof. Yusuf Affendi Djalari, seorang ahli batik dari ITB, menegaskan bahwa batik telah membawa budaya Indonesia di kancah internasional, membuktikan keunggulannya di dunia tekstil. Keberhasilan YBJB pun tercermin dari pencapaian sertifikat Indikasi Geografis (IG) untuk batik Complongan dari Indramayu pada tahun 2022, dan menyusul batik Merawit dari Cirebon yang segera menyusul di akhir tahun 2024.

Dengan rangkaian kegiatan yang dilakukan YBJB, diharapkan kriya batik Jawa Barat semakin dikenal dan memberikan manfaat bagi perajin serta masyarakat. Misi besar ini juga diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran dan memberikan kesejahteraan bagi komunitas perajin. []

Related posts