BacaJogja – Sebuah patung penyu raksasa yang seharusnya menjadi ikon kebanggaan Alun-alun Gadobangkong, Palabuhanratu, Sukabumi, kini justru menuai kontroversi. Dengan anggaran proyek mencapai Rp15,6 miliar, patung ini mengalami kerusakan parah yang mengejutkan banyak pihak.
Kondisi patung raksasa ini diunggah oleh Instagram @sukabumi_satu pada Selasa, 4 Maret 2025. Dalam rekaman tersebut terlihat patung penyu yang berada di bibir pantai mengalami kerusakan di beberapa bagian.
Dalam narasinya, si pengunggah menulis, “Patung Penyu Rp15,6 M di Palabuhanratu Rusak, Ternyata Terbuat dari Kardus!”
Baca Juga: Diterpa Kasus Viral Video Syur, Salsa Tetap Dinikahi! Ini Sosok Suaminya
“Kura-kura di Gadobangkong Palabuhanratu Sukabumi Rusak. Ternyata berbahan kardus. Padahal Anggaran pembangunan Alun-Alun Gadobangkong Palabuhanratu sebesar Rp 15,6 miliar. Proyek ini menggunakan APBD Provinsi Jawa Barat tahun 2023,” demikian narasi unggahan.
Kondisinya memprihatinkan—bagian tubuhnya jebol, memperlihatkan rangka dalam yang tak terduga. Bukan besi atau beton kokoh seperti yang diharapkan dari proyek bernilai miliaran rupiah, tetapi justru material yang diduga terbuat dari bambu dan kardus. Hal ini sontak memicu gelombang kritik di media sosial dan di kalangan warga sekitar.
Tak hanya patung penyu, beberapa bagian lain dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Gadobangkong juga mengalami kerusakan. Trotoar yang berdampingan dengan tangga dan tembok penahan ombak terlihat retak dan lantainya mulai mengelupas akibat terjangan ombak besar.
Baca Juga: Guyonan Anies saat Isi Ceramah Ramadan di Masjid UGM: Ungkap Alasan Tahun Lalu Tak Diundang
Sorotan publik terhadap proyek ini pun semakin tajam. Masyarakat mempertanyakan kualitas pengerjaan serta transparansi penggunaan anggaran yang fantastis. Bagaimana mungkin proyek dengan dana sebesar itu menghasilkan struktur yang begitu rapuh?
Warga yang melihat bagian dalam patung tersebut pun terkejut karena materialnya bukan dari semen atau batu, melainkan kardus yang ditopang dengan rangka bambu ala kadarnya.
“Masya Allah, ini pembuatan penyu Gadobangkong, ini, seperti ini. Bukan coran ini. Lihat itu pak, lihat,” ucap perekam video mengomentari kondisi patung yang selesai dibangun pada September 2024 itu.
Kini, patung yang seharusnya menjadi simbol kebanggaan justru berubah menjadi simbol kekecewaan. Pertanyaannya, siapa yang harus bertanggung jawab? Dan lebih penting lagi, apakah proyek-proyek infrastruktur lainnya juga bernasib serupa? []