BacaJogja – Dalam upaya melestarikan warisan sejarah dan budaya Mataram Islam, Kalurahan Pleret, Bantul, Yogyakarta, menggelar Haul Sultan Agung Hanyakrakusuma pada Minggu, 27 Juli 2025. Acara ini terbuka untuk umum dan diharapkan menjadi momen edukatif serta spiritual yang mempererat rasa kebangsaan.
Dengan mengusung tema “Nguri-uri Budaya Tinggalan Ndalem Wonten Ing Mataram Kerta”, kegiatan ini menjadi ruang bersama untuk mengenang sosok Sultan Agung—raja besar Mataram yang tak hanya dikenal sebagai panglima perang, tapi juga budayawan dan negarawan besar Nusantara.
Baca Juga: Mau ke Jogja International Kite Festival 2025? Cek Rekayasa Lalu Lintas dan Jadwal Acara di Sini!
📌 Rangkaian Acara Haul Sultan Agung 2025
Rangkaian kegiatan Haul akan dimulai sejak pagi hingga malam hari, bertempat di Situs Kerta, yang merupakan kawasan bersejarah peninggalan Kerajaan Mataram Islam.
🕖 Pukul 07:00 – 10:00 WIB
📍 Kirab Budaya Mataram
Start: Gerbang Pleret – Finish: Situs Kerta
🕛 Pukul 12:30 – 15:30 WIB
📍 Lomba Memasak & Menggambar
Lokasi: Situs Kerta
🕌 Pukul 20:00 – 22:00 WIB
📍 Pengajian Umum
Pembicara: KH. Jawis Masruri
Lokasi: Situs Kerta
✨ Acara juga akan dimeriahkan oleh:
- Bregada Mbah Joyo
- Sholawat Ngesti Purnomo
Baca Juga: Operasi Patuh Progo 2025 di Malioboro: Tilang Lawan Arus, Helm Tak SNI, dan Pajak Mati
👑 Mengenal Sosok Sultan Agung: Raja, Panglima, dan Budayawan
Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma, lahir dengan nama Raden Mas Jatmika (atau Raden Mas Rangsang) pada tahun 1593 di Kotagede, adalah raja besar yang memerintah Kesultanan Mataram dari tahun 1613 hingga 1645. Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara pada masa itu, mencakup wilayah hampir seluruh Jawa kecuali Banten dan Batavia, serta sebagian wilayah luar seperti Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.
Sebagai seorang pemimpin militer, Sultan Agung dikenal dengan strategi perangnya yang brilian. Ia berhasil menaklukkan wilayah strategis seperti Surabaya, Madura, Pajang, Pasuruan, hingga Lasem, menjadikan Mataram sebagai kekuatan politik, agraris, dan maritim yang disegani. Ia juga dikenal melalui dua kali penyerangan ke Batavia (1628–1629) sebagai bentuk perlawanan terhadap VOC Belanda—meski gagal, semangatnya menandai tekad kuat untuk menolak dominasi asing.
Baca Juga: Kenduri Kupatan Jolosutro, Jejak Syukur yang Tak Pernah Putus di Piyungan Bantul
🕯️ Warisan Budaya dan Sistem Pemerintahan Sultan Agung
Tak hanya sebagai pemimpin militer, Sultan Agung juga meninggalkan warisan budaya dan administrasi yang masih relevan hingga kini. Pada tahun 1633, ia memperkenalkan Kalender Jawa, hasil perpaduan antara sistem penanggalan Hijriyah (Islam) dan Saka (Hindu), yang masih digunakan dalam upacara dan tradisi masyarakat Jawa.
Di sisi lain, Sultan Agung juga dikenal sebagai budayawan. Ia menulis sejumlah suluk, menciptakan karya sastra gending, serta memperkuat sistem pemerintahan dengan membentuk kadipaten dan menerapkan sistem birokrasi terpusat dari Kotagede.
Pada tahun 1975, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi menetapkan Sultan Agung sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya sebagai pemimpin, pembaharu budaya, dan penjaga kedaulatan bangsa.
Baca Juga: Jogja International Kite Festival 2025: Ini Rute Rekayasa Lalu Lintas di Pantai Parangkusumo
✨ Mari Hadiri dan Ramaikan
Haul Sultan Agung 2025 tidak hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga momen untuk menapaktilasi jejak sejarah dan menyerap nilai-nilai luhur kepemimpinan, kebudayaan, serta perjuangan.
Mari menjadi bagian dari pelestarian budaya dan sejarah Mataram Islam.
📍 Minggu, 27 Juli 2025 – Situs Kerta, Pleret, Bantul, Yogyakarta
🕊️ Ajak keluarga dan kerabat untuk hadir bersama. []